Membangun Kepedulian dan Kemandirian

Setelah itu, kita dapat membuat bank sampah di sekolah. Bentuknya bisa beragam dengan ukuran yang disesuaikan dengan kebutuhan. Bank sampah ini digunakan untuk menyimpan sampah dalam kurun waktu tertentu atau sementara. Sampah organik sendiri dapat didaur ulang menjadi pupuk kompos inilah yang disebut sebagai recycle. Sampah yang masuk kategori anorganik bisa diambil oleh para pengepul. Sekolah membuat rekening tabungan Bank Sampah yang setiap akhir bulan bisa diambil manfaatnya. Secara otomatis, hal ini tentu akan menjadi income bagi sekolah.

Solusi lain untuk sampah anorganik adalah pembuatan ecobreak, yaitu bata yang ramah lingkungan. Ia dapat dibuat dengan cara memasukkan sampah plastik ke dalam botol kemasan bekas hingga padat. Setelah itu, ecobreak ini dapat difungsikan sebagai tempat duduk, pot-pot cantik, ataupun hiasan pada dinding, ini yang disebut reuse.

Pengelolaan sampah juga dapat diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran prakarya di sekolah. Bisa dilakukan dengan membuat cangkang kopi atau bungkus kemasan lainnya menjadi karpet atau taplak meja. Cangkang yang mulanya tidak bernilai, akan menjadi barang yang berdaya guna alias bisa dipakai.

Pengelolaan sampah juga bisa dipergunakan sebagai sarana gerakan moral. Guru bisa  meminta peserta didik untuk melihat kebersihan lingkungan kelasnya sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, pergunakan tagline yang mudah diingat oleh peserta didik. Misalnya, dengan membuat gerakan ‘Lima Menit Kelasku Bersih’.

Selain itu, bisa juga dilakukan dengan meminta peserta didik yang membawa bekal untuk menggunakan misting atau tumbler untuk mengurangi sampah, ini yang disebut reduce. Himbauan gerakan moral menggunakan tagline ‘Gerakan Pungut Sampah’ juga bisa dilakukan, untuk kegiatan di luar kelas.

 

Dukungan pemerintah, lingkungan sekolah dengan melibatkan semua warga sekolah serta masyarakat, merupakan hal yang harus dilakukan. Selain itu, dukungan keluarga menjadi hal yang tak kalah penting. Penanganan dan pengelolaan sampah yang baik harus ditanamkan sejak dini. Selain bisa meminimalisir budaya ‘membuang sampah sembarangan, juga akan membuat lingkungan menjadi lebih baik dan sehat.

Dengan demikian sampah yang dianggap sebagai musuh masyarakat ini ternyata bisa juga menjadi sesuatu yang bermanfaat asal tepat dan mengerti bagaimana cara pengelolaannya, dan investasi yang paling berharga adalah membangun karakter peduli dan mandiri anak terhadap lingkungan, dimanapun mereka berada, melalui pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan di Sekolah. ***

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan