Ducati Mendekati Fase Krusial

BOLOGNA – Butuh pengorbanan sangat besar bagi Ducati untuk bisa membangun motor kompetitif yang mampu menandingi Honda musim lalu. Saat pengembangan motor di jedah musim dingin sekarang ini skuat Bologna sudah sampai pada fase krusial, yakni memperbaiki performa Desmosedici agar mampu berakselerasi lebih mudah di tengah tikungan alias mid corner.

Bukan perkara instan untuk membangun motor sehebat Desmosedici GP17. Apalagi setelah Ducati kehilangan si jenius Casey Stoner yang hengkang ke Honda pada 2010. Banyak elemen unik, khas Ducati harus dikorbankan demi menjinakkan Desmosedici yang terkenal liar.

Pertama mengganti sistem pengapian dari screamer menjadi big bang. Itu dilakukan ketika Valentino Rossi datang pada musim 2011 setelah hengkang dari Yamaha. Perubahan ini menjadikan mesin Ducati yang liar dan meledak-ledak, lebih halus. Kedua, chassis dengan bahan karbon fiber juga dibuat sesaat sebelum Rossi memutuskan menyerah dengan Ducati dan pulang ke Yamaha pada 2012.

Setelah Gigi Dall’Igna bergabung dengan Ducati pada 2014, perputaran arah crankshaft juga diubah. Tujuannya untuk memperbaiki steering supaya lebih mudah diajak menikung. Setelah serangkaian evolusi tersebut dilakukan, tibalah saat Ducati berada pada tahap krusial dimana mereka harus memperbaiki perfroma Desmosedici di mid corner menjadi lebih mirip dengan Honda atau Yamaha.

Bukan berarti Ducati meng-copy paste apa yang dilakukan pabrikan lain. Namun semuanya memang tidak bisa lepas dari pengaruh ban. Dengan datangnya Michelin menggantikan Bridgestone pada 2016 mau tidak mau semua motor harus beradaptasi. Alhasil, sifat motor MotoGP saat ini menjadi lebih homogen karena harus menyesuaikan dengan karakter Michelin.

Semakin sedikit perbedaan Ducati dengan motor rival, semakin kompetitif pula mereka. Inilah yang membuat Dall’Igna merasa perlu mendatangkan Jorge Lorenzo untuk mendukung pengembangan motor. Dia mengharapkan, mantan mitranya di Aprilia itu membawa teknologi Yamaha untuk dicangkokkan ke Ducati agar motor lebih mudah dikendarai siapapun. Ingat, Lorenzo sudah delapan musim bersama Yamaha dan tidak pernah membalap dengan motor lain sejak naik ke kelas MotoGP.

”Basis motor ini (Ducati) sudah sangat kuat. Saat ini kami bekerja membangun motor seperti yang diinginkan Jorge,” ungkap Kepala Mekanik Lorenzo Christian Gabbarini. Sebelum ini, Gabbarini sudah pernah bekerja di Ducati sebagai kepala mekanik Casey Stoner.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan