Messi, Diktator Argentina

bandungekspres.co.id – SENGITNYA atmosfer persaingan La Liga musim ini melibatkan dua nama top Argentinian. Yakni Lionel Messi, bintang Barcelona yang juga kapten Argentina. Satu lagi adalah entrenador Atletico Madrid Diego Simeone yang kebetulan mantan kapten Albiceleste, julukan Argentina.

Diberitakan AS kemarin (8/5) saudara ipar Simeone Carlos Dibos seperti  ’menyiram bensin’ untuk memanaskan persaingan Atletico dan Barca, nama lain Barcelona, musim ini. Dibos mengatakan Messi adalah seorang diktator di level timnas.

”Messi bisa menunjuk pelatih dan pemain ke Argentina yang disukainya. Kami sudah bosan dan kini kami mengungkapnya agar jelas,” kata Dibos sengit dalam wawancara dengan Radio La Red Argentina.

Dibos bisa berkata demikian sebab dirinya paham benar ’jeroan’ tim juara dunia dua kali itu. Dibos pernah menjadi pelatih fisik Argentina era Alfio Basile 2006-2008 lalu.

Bukan tanpa alasan seandainya Dibos berkata demikian. Sebab pasca kegagalan Alejandro Sabella bersama Tango di Piala Dunia 2014 lalu, suksesornya adalah ‘orang dekat’ Messi.

Ya, bukan rahasia lagi kalau Gerardo ‘Tata’ Martino yang menggantikan Sabella punya hubungan spesial dengan Messi. Pertama keduanya pernah sama-sama menjadi pemain buat klub asal Rosario, Newell’s Old Boys.

Kedua, saat menggantikan Tito Villanova di musim 2013-2014, internal Barca menunjuk Tata kabarnya karena rekues Messi. Meski di akhir musim Tata akhirnya mengundurkan diri karena gagal memberikan gelar apapun buat Barca.

Padahal di luar Tata, ada nama-nama Argentinian yang layak dilirik mengarsiteki rival abadi Brasil di Amerika Latin itu. Selain Simeone ada juga tactician Tottenham Hotspur Mauricio Pochettino.

”Saya tak percaya jika seseorang mengatakan Simeone tak pantas untuk kursi timnas Argentina. Dua final Liga Champions dalam dua tahun berturut adalah bukti yang sahih buat kualitas seorang pelatih,” tutur Dibos.

Namun karena Presiden Federasi Sepak Bola Argentina (AFA) Luis Segura lebih takut kehilangan Messi, maka apapun masukan dari peraih empat kali FIFA Ballon d’Or itu akan didengarkan.

”Kebencian, iri hati, dan egoisme yang ada dalam negara ini membuat semuanya tak bisa berpikir jernih tentang masa depan sepak bola Argentina,” kecam Dibos.

Tinggalkan Balasan