Balita Tewas Usai Ikut PIN

Dinkes Membantah Penyebabnya dari Vaksin

bandungekspres.co.id – Nazwa, balita berusia 2,5 bulan, diduga meninggal dunia usai mengikuti kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Posyandu Desa Ciwalen Kecamatan Sukaresmi, Selasa (8/3) lalu. Sebelum meninggal dunia, anak bungsu pasangan Deden Sugandi, 40, dan Elih, 37, warga Kampung Ciwalenpasar RT 02/RW 02 Desa Ciwalen Kabupaten Cianjur ini mengalami kejang-kejang.

Berdasarkan informasi dari pihak keluarga, Nazwa divaksin sekitar pukul 08.15 di Pasyandu Desa Ciwalen. Sesampainya di rumah sekitar pukul 09.30, Nazwa mengalami kejang-kejang. Lantas, Nazwa kembali dibawa lagi ke posyandu untuk menanyakan kondisinya kepada dokter. Tak lama, dokter menyuruh Elih agar anaknya tersebut diistirahatkan di rumahnya.

”Sebelum berangkat untuk diimunisasi, Nazwa masih terlihat ceria. Tapi setelah pulang dari posyandu, kondisi Nazwa terlihat murung dan nangis-nangis,” kata Deden kepada Cianjur Ekspres, Selasa (8/3) lalu.

Dia menceritakan, Elih mengira tangisan Nazwa itu karena lapar dan minta susu. Tak lama, Elih pun membuatkan susu untuk anak bungsunya itu. Namun belum sempat dikasih susu, Nazwa sudah tidak bernafas. ”Nazwa saat itu dibaringkan di tempat tidurnya. Saat mau dikasih susu, tangisan Nazwa berhenti dan meninggal dunia,” ungkapnya.

Deden mengaku pasrah dengan kejadian tersebut karena kematian anaknya itu sudah kehendak Allah Swt. ”Itu sudah kuasa Allah Swt, mungkin anak saya sudah ditakdirkan meninggal pada usia segitu,” ujar dia.

Meski pihak keluarga mengaku pasrah, namun banyak pihak mempertanyakan penyebab kematiannya korbban sesaat setelah mengikuti PIN Polio.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur Agus Haris membantah, peristiwa yang dialami Nazwa merupakan faktor vaksinasi polio. Menurut dia, pihaknya mengaku sudah terjun langsung ke rumah Nazwa untuk menganalisa penyebab peristiwa itu terjadi.

”Dari kronologis yang kami amati Nazwa bukan meninggal dunia karena vaksin polio, melainkan tersedak oleh air susu,” timpalnya.

Menurutnya apa yang dilakukan oleh para kader di masing-masing Puskesmas dalam PIN Polio, sudah sesuai dengan prosedur Kementrian Kesehatan (Kemenkes). ”Vaksin yang digunakan itu sudah diuji sebelumnya oleh pemerintah pusat, kemudian tata cara pendistribusiannya pun dilakukan sesuai instruksi dengan menyimpannya pada suhu dua hingga delapan derajat hingga sampai ke masing-masing lokasi,” beber Agus.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan