BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menghadiri rapat bersama Presiden Joko Widodo di Jakarta, Rabu (8/20) kemarin. Dalam rapat tersebut, Gubernur Jabar mengusulkan untuk membangun empat bendungan baru di Jawa Barat.
“Saya dan Pak Rahmat Effendi mengusulkan bendungan baru termasuk yang menyebabkan banjir di Karawang,” kata Emil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (9/20).
Dia mengatakan, empat bendungan baru itu diharapkan bisa mengatur aliran air sungai khususnya di zona rawan banjir.
“Kita ingin ada bendungan penahan pengatur aliran Sungai Cibeet dan Cilamaya, kemudian Cileungsi dan Cikeas juga. Butuh sekitar tiga sampai empat lokasi di zona terdampak, sedang kita cari titiknya,” jelasnya.
Usulan tersebut langsung disambut baik oleh Presiden Joko Widodo. Presiden setuju dengan pengaturan air ini ke wilayah utara khususnya perkotaan harus ada pengendalian lebih baik.
Setelah itu, Emil menyebut, akan melakukan rapat teknis pembagian tugas dalam mengelola tata air yg berada di Jabodetabek.
“Sistem air di lokasi bencana kemarin pada tanggal 1 januari 2020 tidak didesain untuk menampung volume air yang tinggi. Bahkan pada saat itu volume air sampai mendekati 400 mm per hari,” papar Emil.
Emil menambahkan sebetulnya yang menjadi faktor secara resmi adalah dari cuaca ekstrem. Biasanya, kata dia, paling tinggi mencapai 100 mm.
“Kalau tidak salah hal tersebut paling tinggi versi Pak Anis dalam 154 tahun terakhir,” tambah Emil.
Kemudian sambungnya, pak Presiden dan pak Menteri secara khusus membahas Citarum, karena fotonya ditunjukan pada kejadian yang suka banjir itu, kurang dari 300mm itu adalah berperan.
“Kemarin mendekati 350mm kira-kira surut, itu menandakan bahwa terowongan Nanjung itu berfungsi. Makanya kan hujannya sama besarnya tapi tidak hebohnya terjadi ditempat yang rutin biasanya,” sambungnya.
Oleh karena itu katanya, kemungkinan Presiden juga akan datang untuk meresmikan terowongan nanjung terkait Citatum, dan akan dijadikan referensi contoh.
“Jadi kemarin pak menteri memberikan contoh dalam penanganan sungai yang baik, salah satunya penanganan Citarum dan penanganan Semarang. Semarang itu dengan proyek bolder raksasa itu pompa raksasa, diberitakan tidak banjir seperti dahulu,” pungkasnya. (mg1/yan)