Hampir 20 Tahun, Jembatan di Cipatat Baru Terbangun

NGAMPRAH– Sejumlah warga di empat desa di Kecamatan Cipatat akhirnya bisa menikmati infrastruktur jembatan yang menghubungkan antara Desa Citatah, Cipatat, Cirawa dan Kertamukti setelah selesai dibangun di tahun ini.

Jembatan berbahan besi dan plat itu kini sudah terbangun menggantikan jembatan kayu yang sebelumnya, selama puluhan tahun digunakan warga sebagai akses menuju pelayanan kesehatan maupun perekonomian terdekat.

Ketua RW 13 Kampung Depok, Desa Cirawa, Usep Syahrudin mengatakan, hadirnya jembatan baru ini tentu memberikan dampak positif bagi aktivitas warga di sejumlah desa.

Diakuinya, sudah lebih dari 20 tahun warga mendambakan punya jembatan laik bisa dilintasi pengendara motor. Jembatan itu membentang sepanjang 12 meter di atas sungai Cimeta.

“Kami merasa bahagia lantaran ada jalan penghubung yang lebih laik di tahun ini. Pondasi jembatan ini mulai dibangun pada 2002, saat itu warga harus memutar ke jalan utama sejauh 8 kilometer, tapi kalau ada jembatan ini paling hanya 1 kilometer,” kata Usep di Cipatat, Kamis (9/1).

Menurut Usep, terdapat empat desa di sekitar jembatan yang kini bisa memanfaatkan jembatan tersebut. Pembangunan jembatan itu dibantu Pemerintah Daerah senilai Rp 25 juta. “Kalau menghitung biaya membangun, lebih dari Rp 25 juta. Tapi warga di sini kompak bergotong-royong secara swadaya ikut membangun selama empat hari,” katanya.

Tokoh pemuda setempat, Sobirin Obing menuturkan, ia bersama Karang Taruna dan tokoh masyarakat empat desa sudah sejak lama mendambakan adanya akses jembatan yang laik untuk dilalui. Berbagai upaya sudah dilakukan mulai dari mengajukan anggaran ke tingkat Desa, Kecamatan dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat.

“Baru tahun ini warga di sini mendapat bantuan Rp 25 juta, itu cukup untuk beli bahan saja. Selebihnya ratusan warga terlibat ikut membangun,” ungkap Sobirin.

Sobirin mengatakan, empat desa ini berada di perbukitan sehingga akses jalan gang maupun jembatan keberadaannya sangat vital. Pihaknya sudah berhasil memperbaiki jalan gang dengan beton, sehingga jalan tak lagi licin saat musim hujan.

“Dulu sebelum ada jembatan, saudara saya meninggal terjatuh saat dibopong warga melintasi jalan ini. Waktu itu bibi saya akan melahirkan tapi yang bopong terpeleset saking terisolirnya warga di sini,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan