Yuddy Resmi Jabat Dirut bank bjb

BANDUNG – Yuddy Renaldi disepakati menjadi Direktur Utama bank bjb dalam Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST). Selain penunjukan direktur utama, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga sebagai pemegang saham kendali juga mengumumkan jajaran direksi baru bank bjb.

Untuk diketahui, Yuddy Renaldi sebelumnya menjabat SEVP Remedial dan Recovery Bank BNI. Dengan kesepakatan tersebut Agus Mulyana yang sebelumnya menjabat pelaksana tugas kembali kepada pos sebelumnya sebagai Direktur Kepatuhan.

Yuddy Renaldi, Direktur Utama bank bjb

Ridwan Kamil mengatakan, pemilihan Yuddy sebagai direktur utama merupakan hasil konsultasinya dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) selaku regulator perbankan. Selain itu, pemilihan direktur utama dari eksternal inipun merupakan syarat agar bank tersebut masuk kategori buku IV.

“Diusulkan nama-nama, yang hasil diskusi berkali-kali dengan OJK. OJK memberi masukan dan syarat, BJB harus naik kelas, jadi bank buku IV,” kata di Trans Studio Bandung, Selasa (30/4).

Menurut ptia yang akrab disapa Kang Emil itu, Yuddy merupakan satu-satunya pendaftar posisi direktur utama yang berasal dari bank buku IV. Selain itu, pemilihan direktur utama dari eksternal inipun merupakan syarat agar bank tersebut masuk kategori buku IV. “Yuddy satu-satunya dari BNI, punya pengalaman mengelola kompleksitas bank buku IV,” katanya lagi sambil menambahkan, ada tiga orang dari internal bank bjb yang mendaftar.

Penggabungan bankir dari internal dan eksternal ini dianggap proporsional serta bisa mendongkrak kinerja BUMD (badan usaha milik daerah) tersebut. Selain itu, Emil menyebut RUPST ini menyepakati adanya penambahan direksi baru yang khusus menangani sistem informasi dan teknologi seiring revolusi industri 4.0 yang berbasis internet. “Ada direksi baru, IT, treasury, dan international banking,” ujarnya.

Meski begitu, Emil meminta bank bjb tetap mengutamakan statusnya sebagai bank pembangunan daerah (BPD). Sehingga, dia meminta agar bank pelat merah ini mengutamakan pembangunan infrastruktur dan pengembangan sektor usaha mikro dan kecil menengah (UMKM).
“Ada tiga nilai, profability, prodevelopment, dan propoor. Itu visi mengapa harus ada perubahan,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan