Sudut Dilan untuk Sastra

BANDUNG – Dengan tujuan sebagai bentuk untuk meningkatkan literasi dan sastra Taman Sudut Dilan rencanannya akan segera dibangun di area Gor Saparua.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya, beserta para pemain film ”Dilan 1991” melakukan peletakan batu pertama Sudut Dilan.

Emil sapaan akrab Ridwan Kamil mengatakan, bahwa Sudut Dilan ini akan dijadikan sebuah tempat literasi dan film. Untuk itu, dia berharap Sudut Dilan bisa menjadi sarana masyarakat Kota Bandung dan Jawa Barat sebagai ruang sastra dan sejarah dari film Dilan itu sendiri.

”Film Dilan merefleksikan dua nilai, nilai sastra dalam bentuk novel, kemudian terwujud menjadi sebuah film,” jelas Emil kepada wartawan ketika ditemui kemarin. (24/2).

Dia menuturkan, dua dimensi ini kita harapkan akan terus muncul di masa-masa depan, sehingga nanti bisa dipakai untuk membaca novel, sastra, kegiatan-kegiatan yang sifatnya dalam dunia publikasi atau dalam dunia menulis.

Emil menilai, dengan dibuat­nya pojok Dilan diharapkan pengunjung destinasi wisatawan akan meningkat pesat jika ada sebuah hal unik dan baru. Hal ini pun sejalan dengan program Provinsi Jawa Barat yang men­jadikan pariwisata sebagai program unggulan.

’’Sudut Dilan pun diharapkan bisa menjadi wisata ruang pu­blik baru bagi warga,”kata dia.

Tujuan membuat sudut dilan semata-mata, untuk masyara­kat khususnya generasi muda untuk mengajak budaya lite­rasi dan film khususnya Dilan ke tempat ini (Sudut Dilan). Sehingga, semakin banyak yang datang semakin bagus. Sebab, pariwisata pariwisata ruang publik diharapkan dengan ha­dirnya Sudut Dilan.

Sementara itu, Menteri Pari­wisata RI Arief Yahya berharap Sudut Dilan bisa meningkatkan kunjungan wisata di Kota Bandung dan Jawa Barat pada umumnya. Dia pun mengung­kapkan, Kementerian Pariwi­sata saat ini memiliki program Millenial Tourism.

”Separuh pengunjung wisata ke Indonesia separuhnya adalah usianya milenial. Demikian juga traveler yang ada di Indonesia lebih dari 150 jutanya itu mile­nial. Namun, kita tidak punya destinasi atau paket wisata mi­lenial,” tutur Arief.

Tinggalkan Balasan