Klaim Telah Memproses Hukum 409 Mafia Pertanian

SOREANG – Kementrian pertanian merilis Amran telah memproses 789 perusahaan yang dianggap menganggu kestabilitasan pangan dan telah menindak 409 orang tersangka.

Mentri pertanian Andi Arman Sulaiman mengatakan, stabilitas pertanian seharusnya jangan sampai diganggu. Sebab, dapat menimbulkan keresahan dimasyarakat.

Dia menilai, Masih tingginya berbagai komoditas hasil pertanian di Indonesia menjadi perhatian serius pemerintah pusat melalui kementrian pertanian.

Menurutnya, keberadaan para mafia pangan di Indonesia sangat menganggu stabilitas harga. Sehingga, membuat resah dan kepanikan masyarakat.

Amran mengklaim, selama ini pemerintah sudah sangat tegas dengan menindak mafia pangan yang dibantu langsung oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

“Mafia sudah dibereskan, saya minta jangan coba bermain dengan ekonomi rakyat kecil,” kata Amran ketika melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bandung bandung belum lama ini.

Dia menambahkan, jika masih ada mafia pangan yang masih melakukan praktik kejahatan tersebut, secara langsung akan berhadapan dengan aparat dan diproses secara hukum.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bandung, Tisna Umaran menyebutkan, komoditas pangan padi, jagung, dan kedelai (pajale) masih menjadi unggulan di Kabupaten Bandung dibandingkan komoditas hortikultura.

hal tersebut sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat, yang mana swasembada pangan masih difokuskan kepada pajale.

“Ketiga jenis tersebut adalah komoditas pangan paling strategis,” jelas Tisna kepada wartawan belum lama ini saat ditemui di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.

Tisna mengatakan, bila komoditas tersebut tidak mendapatkan intervensi dari pemerintah, dipastikan harga akan melambung tinggi dan tidak terjangkau oleh sebagian kalangan masyarakat.

Tak hanya itu, kata Tisna, bila terjadi kelangkaan atau kenaikan harga ada ketiga komoditas tersebut, dikhawatirkan menjadi kerawanan pangan dan berdampak jadi masalah ekonomi serta sosial.

“Kenapa menjadi fokus perhatian, karena rentan menimbulkan masalah, di 2019 kami tetap fokus kepada pajale,” katanya. (rus/yan).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan