Kemenag Kesulitan Mengawasi Travel Umroh

CIANJUR – Kemernterian Agama (Kemenag) Cianjur mengaku kesulitan untuk mengawasi aktivitas travel umroh yang merekrut jamaah di Cianjur. Tidak semua travel tersebut mengantongi ijin lokal dan tidak ada pelaporan berapa jamaah yang di rekrut ke Kemenag Cianjur.

Berdasarkan data yang tercatat di Kemenag Cianjur, setidaknya ada sekitar 20 travel yang merekrut jamaah umroh di wilayah Cianjur. Dari jumlah tersebut yang mengantongi ijin atau membuka ijin cabang baru tiga travel.

“Sejauh ini berdasarkan data kami baru ada tiga biro travel yang izinnya ada di Cianjur yakni PT. Azpia tour and travel, PT Krisma dan PT Khazzanah Al Anshary. Sedang tiga travel yakni PT Gaido, PT DHN dan Indo Jaya sedang mengajukan izin cabang dan masih dalam proses,” kata Kepala Seksi (Kasi) Haji dan Umroh Kemenag Cianjur, Tavip Darmawan didampingi pelaksana Mamat Selamet, Senin (28/1).

Diakuinya, dengan kondisi tersebut pihaknya kesulitan dalam melakukan pengawasan travel yang merekrut jamaahnya di Cianjur. Selain mereka tidak melaporkan berapa banyak jamaah yang diberangkatkan, keberadaan travel-travel tersebut pelaporannya langsung ke pusat.

“Memang ada yang melaporkan berapa jamaah yang diberangkatkan, itupun yang memiliki izin di Cianjur. Sedangkan kebanyakan mereka tidak melaporkan, kita tidak tahu perkembangannya seperti apa? Apakah ada masalah atau tidaknya,” jelasnya.

Pihaknya mencontohkan, baru mengetahui adanya jamaah yang bermasalah yang direkrut salah satu travel setelah mencuat persoalan. “Kasus yang pernah ramai itu kita baru tahu ternryata ada jamaah dari Cianjur. Mereka tidak ada laporan sebelumnya merekrut jamaah disini (Cianjur-red),” kata Tavip.

Sejauh ini, kata Tavip travel-travel tersebut hanya sebatas minta rekomendasi ke Kemenag jika jamaahnya ingin membuat paspor. Sementara jika jamaahnya sudah memiliki paspor tidak pernah datang atau melaporkan.

“Kalau datang paling meminta rekom untuk pembuatan paspor jamaah yang mau berangkat, selebihnya tidak ada. Mereka juga tidak melaporkan berapa banyak jamaahnya, kemungkinan laporannya langsung ke pusat,” tegasnya.

Diakuinya, sejauh ini belum ada regulasi yang mengatur seluruh travel yang merekrut jamaah di Cianjur melaporkan perkembangannnya. “Kalau ada regulasi seperti itu lebih mudah dalam melakukan pengawasan, tapi kan belum ada. Saat ini kita hanya menerima informasi jika ada yang datang saja,” paparnya. (sri)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan