Jokowi: Jangan Konsumtif, KUR untuk Biaya Produksi

GARUT – Warga Kabupaten Garut tampak bahagia mendapat kunjungan Presiden Jokowi dalam kegiatan Gerakan Mengawal Musim Tanam Okmar 2018/2019 di Blok Tagog, Desa Leuwigoong, Kecamatan Leuwigoong, Sabtu (19/1/2019) lalu.

Para petani dan warga pun berebut bersalaman dengan Jokowi setelah memberikan pengarahan tentang Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Asep (40) petani dari Cinunuk Wanaraja yang mendapat KUR, dipanggil Jokowi ke depan bersama Eli (42) petani yang belum memperoleh KUR.

Jokowi pun menanyakan kepada Asep, tentang penggunaan pinjaman uang ke Bank. Asep pun merinci penggunaan pinjaman sebesar Rp 2 juta untuk biaya membeli benih, pupuk, upah pekerja dan biaya mengolah tanah.

Setelah diperhitungkan oleh Asep, pinjaman uang ke Bank melalui KUR bisa dibayar ketika panen tiba. Hasil panennya mampu menutup dan melunasi hutang ke Bank bila hasil panennya berhasil.

Bila panen gagal akibat suplay air kurang dan diganyang hama, Asep meminta kebijakan ke Bank untuk mencicil hutangnya. Sisa hasil panen setelah membayar hutang ke Bank, masih ada untuk kepentingan hidup keluarganya.

“ Saya mengingatkan agar pinjaman uang melalui KUR sepenuhnya digunakan untuk biaya produksi pertanian. Bisa untuk membeli benih, upah kerja dan membeli pupuk. Pinjaman jangan digunakan untuk membeli, baju, jaket dan kredit motor. Membeli baju, jaket boleh saja namun harus diambil dari keuntungan panen. Membeli baju dan jaket pun tak usah dua, cukup satu saja. Petani jangan konsumtif dalam penggunaan uang hasil panen,” kata Jokowi.

Sementara Eli, petani yang belum memperoleh KUR juga ditanya oleh Jokowi. Berapa pinjaman uang kepada Bank untuk biaya produksi pertanian?

Eli hanya membutuhkan Rp 5 juta saja. Jokowi pun menyusul dengan pertanyaan, “Usulan pinjaman Rp 5 juta itu untuk apa saja?,” tanya Jokowi.

Menurut Eli, bila pinjaman direalisasi akan digunakan untuk membeli benih, pupuk dan biaya pengolahan sawah.

Setelah berdialog langsung dengan Jokowi. Kedua petani itu memperoleh kenang-kenangan berupa vandel bertuliskan Istana Negara.

Dijelaskan Jokowi, dia tak boleh memberikan hadiah sepeda seperti biasanya dalam kunjungan, karena menjelang pilpres itu dilarang. Namun kenang-kenangan yang diberikan kepada kedua petani itu, lebih berharga karena tak ada jualan di toko.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan