Dikunjungi Parlemen Eropa hingga AS

Inilah masjid yang menerapkan visi futuristik kemaslahatan jemaah. Masjid yang menjadi tangga solusi problem ekonomi umat.

Nur Alim Djalil, Yogyakarta

Suaranya berat. Kesannya berwibawa. Bila mendengar dia berbicara, kita akan betah berlama-lama.

Apa yang disampaikannya selalu menarik. Penuh hal baru dan ide segar. Dia sangat menguasai sejarah Islam. Terlebih perkembangan Islam di bumi nusantara.

KH Muhammad Jazir ASP, namanya. Tetapi, lebih familiar disapa Ustaz Jazir. Dialah Ketua Dewan Syuro, Takmir Masjid Jogokariyan, Yogyakarta. Dialah inisiator saldo masjid nol rupiah (Rp0,-) sehingga membuat anggota parlemen dari Amerika dan Eropa tertarik mengunjungi masjid ini.

Mari kita lihat Masjid Jogokariyan yang fenomenal ini. Namanya saja masjid kampung, arsitekturnya sangat sederhana. Ruang di bangunan utama tidak terlalu luas.

Safnya cuma tujuh baris. Itu pun bentuknya tidak utuh sebab arah kiblatnya miring ke kanan. Saf yang paling utuh atau paling panjang berada pada baris ke lima.

Jemaah lainnya berada di serambi kiri dan kanan masjid. Di serambi depan juga ada. Masjid ini berlantai dua. Bentuknya seperti huruf U. Inilah bangunan masjid secara keseluruhan.

Selebihnya di bagian depan masjid terdapat ruang pertemuan, kantor, klinik, koperasi (di depannya ada kotak yang bertuliskan: ATM Beras) ruang media atau jurnalistik kamar untuk penginapan tamu dan musafir.

Kisah Ustaz Jazir, dahulu masjid ini sepi. Dulunya lagi sebelum dibangun, penghuni kampung banyak yang beraliran komunis. Takmir masjid berembuk, bagaimana cara agar masyarakat datang berjemaah.

Disepakati untuk mendata masyarakat sekitar. Lantas dibuat peta — mana warga yang penghuni rumahnya sering berjemaah di masjid, mana yang sesekali, mana yang tidak pernah sama sekali.

Data terkumpul, takmir masjid sepakat untuk mengundang warga ke masjid. Undangannya dicetak semenarik mungkin. Seperti undangan pengantinan. Isinya: diundang untuk salat subuh. Juga disiapkan hadiah menarik: televisi, kipas angin, beras, gula, kopi, susu, ember, gelas, dll. Disiapkan juga sarapan pagi.

Sebagian besar warga datang memenuhi undangan. Usai salat subuh takmir masjid isi dengan ceramah yang materinya sudah siapkan: tentang keutamaan salat subuh dan salat berjemaah.

Tinggalkan Balasan