TKW Asal Cikeusik Tersisa 50 Orang

MAJALENGKA – Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Kabupaten Majalengka cukup tinggi. Dari 8 ribu lebih 3 ribu di antaranya bekerja di Arab Saudi. Bahkan menurut Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat Atalia Praratya, dari Desa Cikeusik, Kecamatan Sukahaji, sempat tercatat hingga 400 orang namun jumlah ini terus berkurang hingga saat ini tersisa 50 orang.

”Kita harus pantau terus mereka. Harapan saya sebetulnya perempuan-perempuan tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi masalah,” terang Atalia saat mengunjungi kediaman keluarga Almarhumah Tuti Tursilawati, kemarin (1/11).

Tuti merupakan Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang meninggal di Arab Saudi, salahsatu TKW berasal dari Desa Cikeusi. Kedatangan Atalia bersama kepala DP3AKB Jabar, Sekda, Ketua PKK dan Kadisnaker Majalengka, disambut peluk tangis Ibunda dan anak Tuti. Pada kesempatan itu, Atalia menyampaikan bela sungkawa dan keprihatinannya atas kejadian yang menimpa Tuti tanpa sepengetahuan keluarganya dan pemerintah.

”Saya turut prihatin dan berbela sungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga kejadian ini tidak menimpa masyarakat kita lagi,” ucapnya.

Menurutnya, upaya maksimal sudah dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah seperti pendampingan sejak kasusnya di tahun 2010 silam.

”Upaya sudah dilakukan maksimal oleh pemerintah pusat dan daerah karena ini sudah berjalan sejak tahun 2010, prosesnya sangat panjang. Saya juga melihat bahwa upaya pendampingan sudah sering dilakukan,” ujar Atalia.

Salah satu upaya untuk mencegah kejadian serupa tidak terulang, TP-PKK Jabar bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Jabar akan memperkuat pemberdayaan perempuan.

”Yang kami lakukan adalah upaya pencegahan agar tidak terjadi seperti ini lagi di kemudian hari. Ini tugas saya dengan DP3AKB,” ujarnya.

Rencananya dalam waktu dekat akan didirikan sekolah perempuan di seluruh Jabar. Sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan keluarga, menghilangkan traficking, mengurangi angka perceraian dan memberdayakan perempuan secara ekonomi. Pendirian sekolah perempuan menurut Atalia sangat penting untuk segera dilakukan

”Ini penting untuk dilakukan dalam waktu dekat. Daerah seperti Cimahi, Kota Bogor sudah melakukan itu. Kami sudah mempersiapkan instrumennya agar kedepannya perempuan menjadi cerdas, mandiri dan tahan banting,” tuturnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan