Pemda Garut Harus Tegas

GARUT – Warga Kabupaten Garut mengharapkan adanya ketegasan dari pemerintah terkait trotoar di wilayah perkotaan yang digunakan ratusan pedagang kaki lima (PKL). Dari keluhan para pejalan kaki saat melintasi trotoar tersebut, terpaksa menyingkir karena para PKL menghalangi seluruh ruang trotoar jalan.

Seorang warga, Angga Cahya (29) mengatakan, adanya pemerintah sebagai penegak peraturan daerah (perda) dipertanyakan karena tidak mampu menertibkan PKL. ”Adanya PKL, seperti yang dibiarkan begitu saja,” kata Angga di Jalan Ahmad Yani, Kabupaten Garut, Kemarin (23/8).

Angga menyebutkan, ia tidak menginginkan fasilitas trotoar baru, melainkan cukup pemerintah mensterilkan trotoar agar fungsinya bisa digunakan bagi warga yang berjalan kaki. ”Tidak usah bagus, yang penting rapi saja,” katanya.

Berdasarkan pantauan, wilayah yang kerap dianggap paling enggan dilewati oleh para pejalan kaki yakni wilayah perkotaan Garut, tepatnya trotoar di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Jalan Ciledug, Jalan Pasar Baru, dan Jalan Siliwangi.

Saat melintasi trotoar di beberapa jalan tersebut, para pejalan kaki terpaksa mengalah karena terhalang jongko milik PKL.
Sekretaris Satpol PP Kabupaten Garut, Dede Rohmansyah, mengatakan, di sekitar kawasan pengkolan Jalan Ahmad Yani, telah terjadi alih fungsi trotoar. ”Trotoar itu untuk pejalan kaki, bukan untuk PKL. Bila melanggar mereka terancam akan dipidana tiga bulan penjara, karena melanggar tindak pidana ringan,” kata Dede.

Sementara itu, Gedung relokasi pedagang kaki lima (PKL) yang berada di Jalan Guntur, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, kini tidak ditempati oleh para PKL di Jalan Ahmad Yani. Gedung yang diresmikan oleh Bupati Garut, Rudy Gunawan pada Rabu (15/7/2015) ini, sama sekali tidak ditemukan aktivitas PKL.

Memiliki tiga lantai dan 288 lapak, gedung relokasi tampak tidak terurus, terlihat ada beberapa bagian bangunan yang mengalami kerusakan, di antaranya rolling door, pagar pembatas, dan rapuh beberapa bagian atap. Berdasarkan pantauan, di bagian halaman gedung relokasi, lapak para penjual makanan pun tidak menunjukkan adanya aktivitas.

Warga sekitar, Asep (48), mengatakan, gedung relokasi ini hanya ditempati oleh para PKL pada awal-awal pembukaan, namun tidak berlangsung lama. ”Cuma sebentar, padahal warga senang PKL pindah ke sini. Jadi tidak perlu jauh-jauh ke Jalan Ahmad Yani,” kata Asep di gedung relokasi PKL.

Tinggalkan Balasan