Luhut: Salah, Sikat!

BANDUNG – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar penyelesaian masalah di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum jangan dicampuradukkan dengan masalah politik. Hal itu dikatakan Luhut, saat menggelar Acara Meeting dan Audiensi Para Pemilik Perusahaan Sekitar DAS Citarum di Hotel Hilton Bandung, kemarin (1/8).

”Ada rupanya yang mau minta perlindungan sana sini, saya bilang enggak ada perlindungan, pokoknya kalau salah disikat. Jangan mencampuradukkan Citarum dengan politik lah,” kata Luhut.

Dia menegaskan, pemerintah pusat dan daerah akan menindak tegas kepada pihak-pihak yang masih membuang limbah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.

”Saya kira tadi dengan Pak (Pj) Gubernur Jabar, Pangdam III Siliwangi, Kapolda dan Kajati Jawa Barat sudah kompak sekali sehingga Pak (Pj) Gubernur Jabar sebagai (koordinator) satgas kita mendorong lagi para pengusaha tidak membuang limbah ke Sungai Citarum,” kata dia.

Pada kesempatan tersebut, Luhut juga menegaskan pembenahan masalah di DAS Citarum diperlukan kerja sama semua pihak terkait mulai dari pemerintah, pengusaha atau pelaku industri hingga masyarakat.

”Dalam rangka pembenahan atau mengatasi masalah Citarum, itu sebenarnya tinggal kita yang menentukan. Sekarang ini gubernur ada, pangdam ada, kajati juga ada, kapolda ada, pengusaha juga ada. Jadi tinggal kita mau diapakan ini Citarum,” ujar dia.

Selain itu, lanjut dia, sekitar 80 persen sampah yang ada di lautan Indonesia berasal dari sungai seperti Sungai Ciliwung dan Sungai Citarum. ”Laut kita menjadi yang terkotor dan itu salah satunya sampah dari Citarum dan Ciliwung,” ungkap dia.

Lebih lanjut ia mengatakan bahaya dari tercemarnya Sungai Citarum ialah perairan di sekitar yang ikut tercemar dan ada ikan yang mengonsumsi plankton yang tercemar dan ikan tersebut dimakan manusia.

”Kemudian air Sungai Citarum yang tercemar juga masuk ke saluran persawahan sehingga jika nasinya dimakan manusia yang bisa menyebabkan masalah stunting atau anak-anak kita nanti jadi kuntet. Tentunya kita semua tidak mau kan hal ini terjadi,” sebutnya.

Berdasarkan data yang dia miliki, sebanyak 340 ribu ton limbah industri mengotori Sungai Citarum. Kondisi ini tentu harus menjadi perhatian karena bisa mengancam kesehatan warga yang berada di sekitar daerah aliran Sungai Citarum.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan