Kelas Bersih Landas Pacu “Fun Learning”

ERA zaman now, satu era yang menuntut semua orang berpikir keras demi sebuah cita-cita yang diusungnya agar berjalan dengan baik, baik dalam output maupun outcome-nya. National Education Association (NEA) menyebutkan perbedaan antara output dengan outcome. Output merupakan hasil dari aktifitas, kegiatan atau pelayanan dari sebuah program. Sedangkan outcome adalah dampak, manfaat, harapan perubahan dari sebuah kegiatan atau pelayanan suatu program.

Salah satu konten kekinian dalam dunia pendidikan, sekolah berlomba-lomba meningkatkan jaminan mutu yang ditunjang dalam berbagai hal, baik dalam sarana prasarana maupun program unggulan mereka masing-masing. ”Sekolah unggulan” merupakan slogan yang selalu di blow up oleh setiap sekolah saat ini, mereka dengan antusiasnya mempromosikan seluas-luasnya untuk menarik calon peserta didik.

Namun, apakah kita pernah mempelajari secara mendetail seperti apa sekolah unggulan itu? Apakah pernah meninjau langsung program serta sarana prasarana penunjangnya? Atau mendapat informasinya dari mulut ke mulut saja? Jika tidak, inilah masalah kita. Satu sudut yang menjadi perhatian penulis saat ini, bahwa sekolah unggulan ternyata bukan terwujud dalam program yang begitu dahsyat akan tetapi ditunjang oleh prasarana gedung, lebih spesifik yaitu kelas yang bersih dan memadai untuk beraktifitas sehari-hari.

Dalam tinjauan agama kita sering diperdengarkan bahkan melihat tulisan terpampang di mading sekolah ”kebersihan sebagian dari iman”, peribahasa yang bagus semestinya inilah yang menjadi spirit bagi stakeholder sekolah termasuk peserta didik agar lebih membudayakan hidup bersih tidak terkecuali di dalam kelas.

Indra Djati Sidi (2005), mengutarakan dalam menata kelas harus dibuatkan yang menarik minat dan menunjang peserta didik dalam pembelajaran erat kaitannya dengan keadaan lingkungan fisik kelas, pengaturan ruangan, pengelolaan peserta didik dan pemanfaatan sumber belajar, pajangan kelas, dan sebagainya. Maka untuk menghadirkan itu semua kelas belajar harus bersih, tempat duduk ditata sedemikian rupa agar peserta didik bisa melakukan aktivitas belajar dengan senang.

Kegiatan belajar mengajar dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Jika lingkungan bersih, maka dapat meningkatkan konsentrasi kerja otak sehingga konsentrasi berfikir lebih luas. Begitu juga sebaliknya, jika lingkungan kotor maka dapat menurunkan konsentrasi kerja otak sehingga konsentrasi berfikir akan menurun, itulah pengaruh lingkungan terhadap otak.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan