BUMDes Cipacing Programkan Lingkungan Bersih dan Indah

SUMEDANG – Mewujudkan Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor menjadi lebih bersih dan indah, merupakan bagian program dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Cipacing. Desa yang mempunyai 18 RW ini, berlokasikan di Jalan GKPN.

Ketua BUMDes Desa Cipacing Aboda’ah menuturkan, berdirinya BUMDes sebagai bentuk kepedulian atas permasalahan sampah yang dihadapi warga, khususnya Cipacing umumnya Jatinangor. “Semoga kehadirannya dapat mengatasi permasalahan sampah di wilayah ini, khususnya sampah yang sering menumpuk di pinggir-pinggir jalan,” ujarnya, kemarin (7/8).

“Pengangkutan sampah sudah berjalan, alhamdulillah kamipun sudah mempunyai satu unit truk untuk mengangkut sampah. Dari 18 RW hanya 16 RW yang bisa dikolola, karena 2 RW lagi sudah mempunyai TPS sementara serta sudah bekerjasama dengan pihak lingkungan,” tambahnya.

Pengelolaan sampah ini BUMDes Cipacing bekerjasama dengan masyarakat. Jadi di setiap RW, dijadikan sebagai tim pengelolaan sampah. “Pengangkutan sampah ini nantinya akan diangkut ke Cibeureum-Cimalaka, pengangkutannya pun rutin setiap seminggunya untuk 16 RW itu,” ucapnya.

Dengan adanya program pengelolaan sampah ini, menjadi poin plus bagi masyarakat. Sebab, masyarakat sangat antusias dengan adanya program pengelolaan sampah di Desa Cipacing. “Respon masyarakat begitu bagus, kami terus berkerjasama serta gotong royong dalam pengelolaan sampah ini,, kurang lebih ada 20 tim pengelola sampah yang berasal dari masyarakat,” hematnya.

Adanya program yang baik ini, tentunya ada kendala-kendala yang dialami Ketua BUMDes dalam pengelolaan sampah. “Kendala yang dialami itu sperti kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar iuran. Masih banyak yang membuat sampah sembarangan, serta masih ada saja orang yang dari luar sambil melewat membuat sampah ke daerah Cipacing. Serta, kami belum mempunyai TPS milik sendiri, dikarenakan belum ada tanah yang luas untuk dijadikan tempat sampah sementara,” keluhnya.

Rencana kedepannya, sampah akan dipilah mana yang bisa didaur ulang, mana yang akan dibuat kompos dan mana yang tidak bisa didaur ulang. “Sampah basah akan dijadikan kompos. Sedangkan sampah yang mempunyai nilai ekonomis akan dikemas untuk daur ulang.
Sisanya akan dibakar di tungku pembakaran (inseminator) dimana abunya masih bisa digunakan untuk campuran kompos,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan