Atalia Resmi Jadi Bunda Literasi Jabar

BANDUNG – Atalia Praratya Kamil dikukuhkan sebagai Bunda Literasi Jawa Barat periode 2018-2023 di Graha Pustaloka Dinas Perpusta­kaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Provinsi Jawa Barat, Bandung, Kamis (15/11). Pengukuhan ini merupakan rangkaian dari Hari Kunjung Perpustakaan dan Bulan Ge­mar Membaca Nasional.

Atalia Praratya Kamil
Bunda Literasi Jawa Barat

Ia dikukuhkan langsung oleh Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan Na­sional (Perpusnas) RI Widi­yanto. Dilanjutkan, Atalia juga mengukuhkan 24 Bun­da Literasi kabupaten/kota se-Jawa Barat.

Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Perpurnas RI Widiyanto mengatakan, me­reka yang dikukuhkan ini akan menjadi pembela dan pejuang membaca di daerahnya masing-masing. Menurut dia, gerakan budaya membaca bukan hanya tugas pemerin­tah. Ini tugas semua kompo­nan masyarakat. “Tugas mulia yang harus digelorakan. Masyarakat harus terlibat untuk membudayakan mem­baca hingga ke desa-desa,” kata Widi.

KUKUHKAN BUNDA LITERASI SE-JABAR: Atalia Praratya Kamil yang baru dikukuhkan sebagai Bunda Literasi Jawa Barat langsung mengukuhkan Bunda Literasi 27 kabupaten/kota.

Ia mengungkapkan, bukan hal mudah menggelorakan meningkatkan budaya baca. Banyak tantangannya. Ge­nerasi saat ini akrab dengan gadget dan teknologi. “Ini tantangan terbesar pengge­rak budaya membaca agar bisa terus membudayakan membaca sampai kapan pun,” ungkap dia.

Menurutnya, gerakan lite­rasi secara esensinya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Literasi membe­rikan pilihan informasi dibu­tuhkan masyarakat. Dengan membaca, akan memahami dan mengaplikasikan di ke­hidupan sehari-hari.

TINGKATKAN MINAT MEMBACA: Penandatanganan dokumen pengukuhan Bunda Literasi oleh sejumlah kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah tingkat kabupaten/kota.

“Jika sudah menjadi kebu­tuhan, perpustakaan harus hadir sebagai penyedia ke­butuhan tersebut. Harus di­sediakan sarana dan prasara­nanya. Lalu, menggerakan masyarakat agar mau me­manfaatkan sumber infor­masi yang ada di perpusta­kaan,” jelas dia.

Ia menegaskan, perpusta­kaan bukan merupakan tum­pukan buku. Tapi dengan buku, tersedia buju jutaan informasi untuk memperluas wawasan masyarakat. Tugas pengelola perpustakaan mengeluarkan jutaan infor­masi itu kepada masyarakat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan