5 Posyandu Remaja untuk Info Kesehatan

SOREANG – Untuk meningkatkan derajat kesehatan remaja di Kabupaten Bandung kini memiliki Pos Pelayanan Terpadu (Posy­andu) Remaja. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung drg. Grace Mediana. M.Kes mengatakan, posyandu re­maja reacananya akan dibuat sebanyak di 62 buah dibawah Unit Pelayanan Teknis (UPT) pelayanan kesehatan (Yankes).

’’Sekarang baru 5 unit Posyandu remaja yang terbentuk dan aktif men­jalankan tugasnya,’’ kata Grace ketika ditemui kemarin. (28/11).

Dia mengakui, disetiap UPT sebetulnya sudah tersedia pelayanan kesehatan remaja, sehingga kedepan terus kembang­kan dan dilaunching 2019.

Grace menjelaskan, kegiatan dalam Po­syandu remaja dilakukan untuk memantau kesehatan remaja dengan melibatkan re­maja itu sendiri. posyandu remaja juga merupakan tempat untuk pemberian infor­masi kesehatan secara rutin setiap bulannya.

’’Posyandu remaja yang aktif saat ini di antaranya Desa Nagrog Ke­camatan Cicalengka, Desa Ciwidey Kecamatan Ciwidey, Desa Ran­catungku dan Bojongkunci di Ke­camatan Pameungpeuk, Desa Ci­biru Kecamatan Cileunyi dan di Puskesmas Cikaro Kecama­tan Majalaya,”jelas Grace.

Dia menuturskan, para remaja dibe­kali untuk mempersiapkan masa de­pannya menjadi Generasi Berencana yang kreatif dan berwawasan. Sebab, remaja merupakan generasi masa de­pan, sehingga sejak dini harus dibe­kali dan dilakukan pembinaan.

Selain itu, jenis kegiatan dalam dalam Posyandu remaja diantaranya harus ada Pendidikan Ketrampilan Hidup Sehat (PKHS), kesehatan reproduksi remaja, masalah kesehatan jiwa dan pencegahan penyalahgunaan NAPZA. Bahkan, peng­etahuan soal gizi, aktivitas fisik pada remaja, Penyakit Tidak Menular (PTM), pencegahan Kekerasan pada Remaja dan penyuluhan lain terkait isu kesehatan lainnya.

Sementara itu, Ketua Tim Peng­gerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Bandung Hj. Kurnia Agustina Dadang M. Naser mengatakan, kehadiran Posyandu remaja harus menjadi wadah pemberdayaan generasi muda. Ter­lebih, jumlah penduduk usia remaja men­capai sekitar satu juta jiwa.

’’Ini bisa jadi potensi supaya mereka mampu berkontribusi bagi pembangu­nan di daerahnya,” ucap Kurnia.

Perempuan yang akrab the Nia ini menu­turkan, beberapa permasalahan remaja harus menjadi perhatian. Sebab, di ma­syarakat pada kenyataannya masih ba­nyak ditemukan kasus pernikahan dini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan