Heri Pemad, Penyelenggara Pameran Seni Rupa ’’Paling Gila’’

Lewat Artjog, event pameran seni rupa jadi seperti konser musik. Penonton membeludak, perupa tampil gila-gilaan. Tahun ini bulan event seni di Jogjakarta itu bakal digelar pada 19 Mei–19 Juni. Heri Pemad, sang penyelenggara, pun mulai jungkir balik.

JANESTI PRIYANDINI, Jogjakarta

Heri Pemad memprakarsai Artjog bersama timnya, Heri Pemad Art Management (HPAM), mulai 10 tahun lalu. Kini event itu menjelma menjadi agenda seni tahunan yang selalu dinanti banyak orang. Bukan hanya penikmat dan pencinta seni dari dalam dan luar negeri, tapi juga anak-anak muda dari berbagai kota.

Di kantornya di Desa Soboman, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Jogjakarta, Heri menyiapkan semuanya untuk Artjog yang tahun ini memasuki penyelenggaraan ke-10.

Masih terlihat jejak-jejak kerja keras sisa semalam di kantor bergaya interior industrial tersebut. Ada mug bekas pakai yang diletakkan begitu saja di meja. Tumpukan dan tempelan kertas di beberapa meja. White board yang menempel di dinding pun penuh dengan tulisan yang berkaitan dengan event.

’’JANGAN DIHAPUS. ART Jog focused on:,’’ bunyi tulisan di salah satu sisi papan tulis putih itu. Ada empat poin yang tertulis di sana. Satu di antaranya adalah public education.

Sekitar dua puluh menit kemudian, tuan rumah muncul. Dia baru pulang dari ibu kota untuk mengurus sponsor. Maklum, saat itu acara tinggal kurang dari dua bulan. ’’Kalau saya boleh mengkritisi event saya sendiri, seharusnya acara yang sudah berlangsung sampai tahun ke-10 ini nggak pusing-pusing lagi soal biaya,’’ ujar Heri saat ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.

Dari mulut pria kelahiran Sukoharjo, 41 tahun silam itu, lantas meluncurlah cerita-cerita di balik persiapan event tahunan tersebut. Menurut dia, membuat pameran seni rupa berskala internasional, selama sepuluh tahun berturut-turut, membutuhkan energi yang luar biasa besar.

’’Tapi, kami sangat menikmati. Apalagi saya. Selesai event, kami langsung mengkhayal untuk tahun selanjutnya temanya apa, dua tahun lagi seperti apa,’’ katanya.

Begitu terus sepanjang 10 tahun ini, hingga akhirnya Artjog menjadi salah satu brand Kota Jogja. Ketika diumumkan kapan pameran digelar, banyak orang dari luar negeri dan luar kota yang lantas merencanakan perjalanan ke Jogja. Mau melihat Artjog. Namun, Heri dan timnya masih selalu pusing menjelang hari H. ’’Selalu pusing cari sponsor,’’ ungkapnya.

Tinggalkan Balasan