AW Berubah dari Enam Bulan Lalu

jabarekspres.com, CIMAHI – Ai Mariamah, 41, dan Tatang Witarya, 46, orangtua AW, 22,  terduga kasus teror bom panci di Buahbatu, kaget bukan kepalang ketika mengetahui anak mereka terlibat dalam teror bom panci tersebut.

”Awalnya saya tidak yakin kalau itu anak saya. Tapi setelah di berita ada gambar KTP-nya, saya lihat jelas fotonya juga, baru dari situ saya yakin itu memang anak saya. Langsung sesak saat itu juga,” ujar Tatang, ayah tiri AW, ditemui di kediamannya, Kampung Anggaraja RT 02/RW 07, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, kemarin (9/7).

Mereka mengaku, mengetahui informasi jika anaknya menjadi pelaku teror bom panci dari berita di televisi. Namun, Tak berselang lama, dia menerima telepon dari keluarga istrinya yang ada di Bungbulang, Kabupaten Garut yang dengan tergesa-gesa meminta kartu keluarga (KK) milik Ai dan Tatang. Ternyata itu, atas permintaan Tim Densus 88 dan Polsek setempat.

”Tidak menyangka bahwa pria yang dengan inisial AW adalah putra kami,” tuturnya.

Di kontrakan tersebut, lanjut Tatang, AW tinggal bersama Mardi, 50, yang tak lain merupakan ayah kandungnya. Namun, meski AW tinggal dengan ayah kandungnya, AW sering mengunjungi ibunya. Tujuannya, untuk memberikan sebagian pendapatannya.

”Sama saya tidak terlalu akrab. Ya hanya sekedar saling sapa saja. Tapi dia lebih akrab dengan ibunya. Kalau sama saya mungkin lebih sering adu argumen, misalnya waktu dia memaksa untuk menghentikan cicilan motor karena haram, dan sebagai manusia harus menjauhi larangan Allah,” jelasnya.

Sementara itu, Ai Mariamah, ibu kandung korban menggambarkan anaknya, AW 22 yang menjadi pelaku teror, adalah sebagai anak yang baik dan sopan. Di balik sifat baiknya, enam bulan ke belakang, AW mulai berubah menjadi anak yang lain. Tidak seperti yang dikenal Ai. AW jadi tertutup dan jarang bicara.

”Dia lebih banyak bicara masalah agama, sering juga adu argumen sama suami saya (Tatang, Red) masalah agama. Misalnya dia itu melarang keluarga untuk menabung di bank karena haram, jangan makan daging yang tidak jelas bagaimana cara memotongnya,” jelas Ai ditemui di tempat yang sama.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan