Kisah Lama dari Truk Ambruk

 SETIAP pengunjung yang singgah ke redaksi Jawa Pos di Graha Pena, Surabaya, mesti pernah melihat foto ini. Ini adalah karya wartawan Jawa Pos Sholihuddin yang terpilih sebagai foto terbaik World Press Photo 1995 kategori spot news.

Sangat membanggakan bagi Jawa Pos lantaran itu adalah penghargaan paling bergengsi bagi seluruh wartawan foto sedunia.

Ada kisah menarik dibalik foto yang diambil pada 18 Mei 1995 tersebut. Terutama soal lokasi pemotretan. Apabila, salah tempa membidik, fotografer bisa dijadikan objek Bonek. Kamera ditarik-tarik atau dimintai uang. Ketika lagi memotret bisa saja saku digerayangi suporter. Dan, ini pengalaman yang biasa dialami sang wartawan.

Karena itulah sosok yang akrab disapa Sho tersebut memilih tempat aman, di depan Mapolsekta Genteng, di Jalan Ambengan. Lokasi yang srategis, 300 meter dari Stadion Gelora 10 Nopember Tambaksari membuat arus suporter yang pulang pasti lewat sana.

Kebetulan saat itu, Kodam V/Brawijaya dan Polda Jatim mengerahkan truk untuk mengangkut Bonek agar segera lekas pulang. Biasanya mereka lama-lama nongkrong di jalan menyebabkan macet.

Diberi tumpangan gratis, tentu saja mereka langsung menyerbu dan berebut naik truk. Truk pertama berangkat. Giliran truk kedua, truk milik Kodam itu dinaiki lebih banyak orang. Bahkan, sampai desak-desakan di dalam. ”Istilah Jawa menyebutnya sampai munjung,” kata Sholihudin yang kini menjabat Direksi Radar Kediri.

Ya, namanya juga suporter, dengan kondisi itu mereka malah bersorak-sorai. Dengan berani mereka merobek terpal milik tentara. Hingga meluber ke atas. Suporter yang di atas malah loncat-loncat kegirangan. Tak henti nyanyi yel-yel Persebaya. Maklum kala itu, Persebaya bisa menang atas PSIS Semarang 2-0.

Tingkah suporter itu membuat keadaan truk seperti orang mabuk, oleng kanan dan oleng kiri. Untungnya si sopir, Prada Munib, sadar diri. Truk dijalankannya dengan pelan. Tahu mau jatuh, para suporter malah semakin bertempik sorak. Ketawa cekikikan.

Alhasil, truk pun oleng ke kanan. Sudut kemiringan pun lama-lama mengecil. Ban di sebelah kiri terangkat. Bak seperti sedang freestyle, truk pun maju dengan hanya ban di sebelah kanan saja..Ehhh..ehhh.. byuarrr.. semburat truk pun terguling. Puluhan suporter yang di atas truk meloncat menyelamatkan diri.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan