TPA Terbatas, Pemkot Cimahi Apresiasi “Pahlawan Sampah” di Tingkat RW hingga SKPD

Wali Kota Cimahi Ngatiyana saat Memberikan Penghargaan pada sejumlah Pegiat Lingkungan di Cimahi dalam Anugera
Wali Kota Cimahi Ngatiyana saat Memberikan Penghargaan pada sejumlah Pegiat Lingkungan di Cimahi dalam Anugerah Lingkungan Hidup 2025 (Mong)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Persoalan lingkungan hidup di Kota Cimahi masih menjadi tantangan serius yang membutuhkan perhatian dan kolaborasi semua pihak. Mulai dari persoalan sampah, pencemaran air, berkurangnya kualitas lingkungan, hingga dampak perubahan iklim dan alih fungsi lahan, seluruhnya saling berkaitan dan berpengaruh langsung terhadap kualitas hidup masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, saat menghadiri Anugerah Lingkungan Hidup Kota Cimahi Tahun 2025, yang dihadiri para camat dan lurah se-Kota Cimahi, perwakilan PT Bio Farma, pimpinan Bank BJB Cabang Cimahi, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Cimahi, serta para pegiat dan pemerhati lingkungan.

Ngatiyana menegaskan, lingkungan hidup bukan sekadar ruang tempat manusia beraktivitas, melainkan fondasi utama keberlangsungan kehidupan dan pembangunan kota. Karena itu, berbagai persoalan lingkungan tidak bisa dipandang sebagai isu sektoral semata.

Baca Juga:Kemiskinan Ekstrem di Jabar: Data BPS Belum Update!Jutaan Warga Jabar Masih Melarat, Dedi Mulyadi Tak Punya Program Konkret atasi Kemiskinan?

“Saat ini kita masih dihadapkan pada persoalan sampah yang belum tuntas. Namun di saat yang sama, kita juga menghadapi pencemaran air, penurunan kualitas lingkungan, berkurangnya ruang terbuka hijau akibat alih fungsi lahan, hingga penebangan pohon yang berdampak pada keseimbangan ekosistem,” ujarnya, Selasa (23/12/25).

Ia menambahkan, persoalan lingkungan tersebut tidak hanya berdampak pada kondisi alam, tetapi juga berimplikasi besar terhadap kesehatan masyarakat, ketahanan kota terhadap bencana, serta kualitas hidup generasi mendatang. Oleh karena itu, pengelolaan lingkungan hidup harus dipahami sebagai investasi jangka panjang, bukan sekadar kewajiban administratif.

Dalam konteks tersebut, Ngatiyana menekankan pentingnya peran serta masyarakat. Menurutnya, pemerintah memiliki tanggung jawab dalam merumuskan kebijakan dan menyediakan fasilitas, namun keberhasilan pengelolaan lingkungan sangat ditentukan oleh partisipasi aktif warga, komunitas, rukun warga, serta dukungan dunia usaha.

“Berbagai inisiatif seperti Program Kampung Iklim, pengelolaan bank sampah, gerakan penghijauan, inovasi desain lingkungan, hingga kontribusi dunia usaha melalui program tanggung jawab sosial perusahaan membuktikan bahwa kolaborasi mampu menghadirkan dampak nyata,” katanya.

Ia menjelaskan, Anugerah Lingkungan Hidup Tahun 2025 tidak semata-mata digelar untuk memberikan piala atau piagam, melainkan sebagai bentuk pengakuan moral dan sosial atas dedikasi, konsistensi, dan kepedulian para pelaku lingkungan. Penghargaan tersebut menjadi simbol bahwa upaya yang dilakukan secara berkelanjutan dapat menghadirkan perubahan besar bagi Kota Cimahi.

0 Komentar