Pertumbuhan Ekonomi Nasional Dipengaruhi Tingkat Kepercayaan Publik, Ini Kata Ekonom!

Pertumbuhan Ekonomi Nasional Dipengaruhi Tingkat Kepercayaan Publik, Ini Kata Ekonom!
Ilustrasi pertumbuhan perekonomian nasional dipengaruhi tingkat kepercayaan publik. (Dok. Pixabay)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Kepercayaan publik terhadap informasi kebijakan ekonomi disebut memiliki peran besar dalam menjaga stabilitas pertumbuhan nasional.

Menurut Ekonom Senior Indef, Aviliani, konsistensi komunikasi pemerintah menjadi faktor penting agar masyarakat tidak mengambil keputusan ekonomi yang merugikan roda perekonomian.

“Kepercayaan (terhadap informasi) itu akan mempengaruhi mereka (masyarakat) berperilaku. Jadi, kalau mereka khawatir (ragu) terhadap informasi-informasi (yang diberikan), maka mereka akan mengurangi spending (pengeluaran),” kata Aviliani, dikutip dari ANTARA Rabu (10/12).

Baca Juga:Wamenlu Dorong Perubahan Arah Investasi, Indonesia Perlu Perkuat Ekonomi di Negara-Negara IslamModus Penghindaran Bea Keluar Meningkat, Menkeu Soroti Celah Pengawasan Ekspor

Ia mencontohkan, kondisi serupa pernah terjadi ketika kelompok menengah atas menurunkan aktivitas belanja bukan karena kekurangan dana, tetapi karena kekhawatiran terhadap situasi ekonomi.

Akibatnya, dana yang seharusnya mendorong perputaran ekonomi justru mengendap di perbankan dan menekan konsumsi serta investasi, dua komponen vital dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Karena itu, Aviliani menekankan pentingnya sinergi dan keseragaman narasi antarinstansi pemerintah. Menurutnya, perbedaan pernyataan pejabat dapat memicu kebingungan bahkan kepanikan di tengah masyarakat.

“Sangat penting sekali bagi pemerintah itu ada satu tempat yang memang membicarakan (menyampaikan informasi) itu sama. Jadi, jangan sampai mereka (para pejabat pemerintah memberikan pernyataan) berbeda-beda yang membuat masyarakat akhirnya panik,’ ujar Aviliani.

Direktur Pemberitaan Perum LKBN ANTARA, Irfan Junaidi, menguatkan pandangan tersebut. Ia menegaskan bahwa media tidak bisa membentuk narasi kebijakan ekonomi tanpa rujukan resmi dari pemerintah.

Kejelasan informasi dari pembuat kebijakan adalah fondasi utama pemberitaan yang akurat.

“Kalau ekonominya ini kemudian tidak menunjukkan tanda-tanda seperti itu kan, tidak mungkin media mengarang sendiri bahwa (kondisi) ini adalah positif ya,” ujarnya.

Baca Juga:Kemiri Lombok Tengah Kian Mendunia, Ekspor RI Meroket 350 Persen Jadi 9,58 Juta Dolar ASDinilai akan Saling Menguntungkan, India Bidik Indonesia untuk Jalin Kerja Sama Industri dan Investasi 

Ia menegaskan, perlu dibangun sinergi antara media, pakar ekonomi, pemerintah, dan pelaku usaha agar semua pihak memahami bahwa upaya yang tengah dilakukan bertujuan untuk membangun stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurutnya, pemberitaan yang bersifat positif maupun kritik, hendaknya dipahami sebagai kepedulian terhadap kemajuan bangsa dan negara agar Indonesia dapat menjadi lebih baik di masa mendatang.

“Kita mesti bergerak bersama untuk kepentingan bangsa ini. Kalau bangsa ini ekonominya bagus, maju, dan sebagainya, ya kita semua juga yang menikmati,” ujar Irfan.

0 Komentar