JABAR EKSPRES – Scroll sosial media saat ini menjadi aktifitas umum yang dilakukan semua orang, tidak memandang usia, dari anak kecil hingga lansia, semua orang menggemari aktifitas ini karena sudah memiliki akun media sosial.
Aktifitas menggulir layar melihat konten singkat postingan orang menjadi makanan sehari-hari, banyak hal baru yang menarik perhatian, hingga tidak sadar sudah melakukan scrolling hingga berjam-jam.
Aktifitas ini sekilas memberikan efek bahagia karena kita disuguhi berbagai hal menarik, tapi ternyata terlalu banyak menonton konten singkat di media sosial bisa berdampak besar.
Baca Juga:Cek Libur dan Cuti Bersama Desember 2025, Siapkan Rencana Liburan Natal dan Tahun Baru Mulai SekarangSTOP Nonton Dracin di Aplikasi EON Media, Berkedok Investasi Ternyata Skema Ponzi
Bukan hanya membuat kecanduan terhadap ponsel, tetapi juga bisa mengubah cara kerja otak yang tidak seharusnya.
Kondisi ini kini dikenal dengan sebutan ‘popcorn brain’ atau ‘otak popcorn’, yakni kondisi dimana pikiran digambarkan seperti biji jagung yang meletup-letup menjadi popcorn, karena sering melompat dari satu pikiran ke pikiran lain tanpa arah.
Stimulasi berlebihan dari aktivitas digital scrolling ini membuat otak bekerja terlalu cepat, sehingga sulit untuk mempertahankan fokus yang mendalam.
Dampak yang akan terjadi jika ini terus berlanjut akan sangat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Menurut Psikolog klinis kesehatan Jennifer Wolkin, PhD, mengatakan bahwa otak popcorn bisa memicu beragam gangguan kognitif, seperti:
– Pikiran yang lari ke mana-mana.- Merasa cepat bosan.- Sering memotong atau berganti topik saat berbicara.- Mudah terdistraksi.- Susah menyelesaikan tugas.- Kelelahan mental.- Merasa kewalahan.
Dalam analisisnya yang melibatkan 98.299 partisipan dari 71 studi lintas platform media sosial, para peneliti menyoroti dampak konsumsi konten video pendek atau short-form video.
“Video berdurasi pendek yang dipopulerkan TikTok telah mengubah perilaku pengguna. Meski awalnya untuk hiburan, video pendek kini dipakai dalam pendidikan, politik, dan pemasaran,” tulis tim peneliti.
Baca Juga:L'Eminence Golf & Resort Lembang Hadirkan Natal Damai dan Pesta Royal Lembur yang Megah Akhir Tahun 2025G-Dragon Borong 4 Penghargaan di MAMA Awards 2025, ini Daftar Lengkap Pemenang Chapter 1 dan 2
“Namun, desain gulir tanpa akhir memicu kekhawatiran soal kecanduan dan dampak kesehatan,” lanjutnya.
Hasilnya, konsumsi video pendek yang lebih tinggi dengan penurunan kemampuan fokus, baik pada kelompok muda maupun lansia. Penggunaan berlebihan juga dikaitkan dengan kesehatan mental yang menurun, seperti depresi kecemasan, stres, dan kesepian.
