Rumah Ambruk Akibat Angin Puting Beliung, Tiga Anak Yatim di Pacet Kabupaten Bandung Mengungsi

Rumah Ambruk Akibat Angin Puting Beliung, Tiga Anak Yatim di Pacet Mengungsi
Kondisi rumah Fatimah Azzahra (21) di Kampung Jalan Cagak, Desa Maruyung, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung. Tiga bersaudara anak yatim harus berjuang bertahan hidup setelah rumah yang mereka tinggali roboh diterjang angin puting beliung yang disertai hujan deras dan getaran gempa bumi pada Minggu malam, 29 Oktober 2025. Foto Istimewa
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Kisah memilukan datang dari Kampung Jalan Cagak, Desa Maruyung, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung. Tiga bersaudara anak yatim harus berjuang bertahan hidup setelah rumah yang mereka tinggali roboh diterjang angin puting beliung disertai hujan deras dan getaran gempa bumi pada Minggu (29/10) malam.

Ketiganya adalah Fatimah Azzahra (21), Muhamad Raihan Nur Wahid (17) yang saat ini duduk di kelas 3 SMA, serta Muhamad Fadel Ramdan (13) yang masih duduk di bangku kelas 1 SMP. Saat kejadian, mereka sedang tertidur lelap, tidak menyangka bahwa bangunan itu akan rubuh dalam hitungan detik.

Pantauan di lokasi, terlihat kini sebagian rumah yang mereka tinggali sudah dirobohkan dan sebagian lagi digunakan untuk menyimpan barang meskipun hanya ditutup terpal seadanya.

Baca Juga:Siswa SDN Cantrawayang Belajar Bergantian Gegara Ruang Kelas Ambruk, Tak Ada Kejelasan Soal Perbaikan!Jembatan Cikaleho Ambruk Diterjang Longsor, Jalur Nasional Ciamis-Cirebon Lumpuh Total

Rumah yang dirobohkan rencananya akan dibangun ulang kembali melalui bantuan. Beberapa bahan material juga sudah ada dilokasi seperti bata, besi beton, batu kerikil dan pasir namun pengerjaannya belum dilakukan.

Zahra pun menceritakan bagaimana kejadian tersebut terjadi. Menurutnya robohnya rumah tersebut akibat hujan angin serta gempa yang melanda di wilayah Kertasari.

“Kejadiannya tanggal 29 Oktober 2025, malam hari pukul 22.00 WIB. Lagi pada tidur. Eh, saya kena pinggang karena genteng langsung ‘ngegebruk,” ungkapnya saat ditemui di kediamannya, Selasa (25/11/2025).

Ia menjelaskan bahwa kondisi rumah tersebut memang sudah rapuh, kemudian diperparah dengan adanya gempa yang mengguncang Kertasari.

Sejak ayah mereka meninggal dunia tahun 2020, Zahra mengambil tanggung jawab penuh mengurus dua adiknya. Ia memilih mengurus kedua adiknya sejak kelas 1 SMA, serta bertahan hidup dengan bantuan seadanya dari kerabat dan tetangga.

“Saya ngurus adik-adik dari SMA kelas 1 sampai sekarang usia 21 tahun. Adik satu kelas 3 SMA, satu lagi kelas 1 SMP,” tuturnya.

Sementara itu, ibu kandung mereka masih ada, namun kini telah menikah lagi dan tinggal bersama suaminya di Lembang. Namun, kata dia, kondisi sang ibu tidak jauh berbeda dengan kondisinya.

Baca Juga:5 Ruang Kelas Ambruk, SMKN 1 Gunung Putri Terapkan Belajar dari RumahPemprov Jabar Bakal Investigasi Penyebab SMKN 1 Gunung Putri Ambruk: Ini Jadi Catatan Kami!

Kemudian, meski sang ibu mengetahui kejadian tersebut dan telah memberikan bantuan, tapi Zajra menyebut bahwa itu belum memenuhi kebutuhan hariannya.

0 Komentar