Internet Rakyat Rp100 Ribu/Bulan, Worth it Gak sih? Hati-Hati Sebelum Berlangganan

Internet Rakyat Rakyat Rp100 Ribu/Bulan, Worth it Gak sih? Hati-Hati Sebelum Berlangganan
Internet Rakyat Rakyat Rp100 Ribu/Bulan, Worth it Gak sih? Hati-Hati Sebelum Berlangganan
0 Komentar

Berikut hal-hal yang Harus Dipikirkan sebelum berlangganan dari Internet Rakyat dengan harga Rp100.000 untuk 100 Mbps ini:

1. Kecepatan “100 Mbps” Bisa Jadi Bukan Real, Tapi “Up To”

Banyak layanan wireless memakai klaim “hingga 100 Mbps”, tapi kenyataan di lapangan:

Baca Juga:Cara Daftar Audisi JKT48 Gen 14 2025: Mulai dari Syarat hingga Proses SeleksiIni Dia 15 Link Twibbon Hari Guru Nasional 2025 Gratis Siap Pakai, Salin dan Dibagikan ke Medsos

  • real speed bisa hanya 20–40 Mbps,
  • saat jam sibuk bisa drop parah,
  • sinyal tergantung jarak dan cuaca.

Karena ini wireless, bukan fiber, speed 100 Mbps sangat mudah turun.

2. Infrastruktur Belum Ada 100% (Masih Bertahap)

Surge mengklaim akan membangun 4.800 Base Station. Tapi prosesnya masih berjalan dan tidak merata. Artinya:

  • tidak semua daerah akan dapat kecepatan stabil,
  • beberapa wilayah mungkin “on” tapi kualitas buruk,
  • pelanggan awal bisa jadi “kelinci percobaan”.

Secara tidak langsung mungkin saja layanan belum matang tapi sudah dijual secara luas.

3. Model Bisnis Sangat Bergantung Pada Volume Pelanggan

Harga Rp100 ribu hanya masuk akal jika:

  • jutaan orang berlangganan,
  • biaya per perangkat sangat rendah,
  • pemerintah terus mendukung spektrum.

Jika salah satu gagal kualitas anjlok. harga Rp100.000 untuk 100 Mbps untuk menarik massa, setelah itu bisa naik atau kualitas turun.

4. Potensi Overload Sangat Tinggi

Internet wireless biasanya punya kapasitas terbatas. Jika 1 antena dipakai ratusan pelanggan:

  • kecepatan drop,
  • ping tinggi,
  • buffering di mana-mana.

5. Kualitas Bergantung Cuaca, Gedung, Jarak Pemancar

Teknologi wireless sangat sensitif terhadap:

  • hujan,
  • angin,
  • pepohonan,
  • dinding tembok.

Ini beda jauh dari fiber optic yang stabil. Kemungkinan kualitas tidak konsisten.

6. Klaim “5G FWA” Bisa Jadi Gimmick Marketing

5G FWA yang stabil butuh:

  • spektrum besar,
  • tower rapat,
  • backhaul kuat.

Jika hanya memakai:

Baca Juga:Bocoran Terbaru iPhone 18: Desain Transparan, Warna Premium, dan Kamera 24MP yang Sangat Layak DitungguTabel Angsuran BRI Non KUR 2025: Limit Rp1 Juta–Rp500 Juta Cicilan  Mulai Rp8 Ribuan, Cocok untuk UMKM Pemula

  • backhaul lemah,
  • tower sedikit,
  • spektrum tipis…

Maka 5G-nya sekadar nama, tapi performanya tidak selevel 5G sesungguhnya.

8. Harga Rp100 Ribu Bisa Jadi Sementara (Promo Awal)

Ketika:

  • pelanggan sudah banyak,
  • pasar sudah dikuasai,
  • media hype sudah besar…

Harga bisa saja berubah:

  • naik,
  • diberi biaya tambahan,
  • ada “hidden fee”.

Maka dari itu untuk harga wifi Rp100 ribu / 100 Mbps untuk seluruh rakyat Indonesia, memang kurang masuk akal kecuali:

0 Komentar