JABAR EKSPRES – Bencana banjir kembali melanda dua kecamatan di Kabupaten Pangandaran, menenggelamkan ratusan hektare sawah dan permukiman warga serta mengganggu akses vital menuju kawasan wisata Pangandaran.
Kecamatan Padaherang dan Kalipucang menjadi langganan korban luapan Sungai Citanduy yang kali ini kembali memutus ruas Jalan Raya Nasional.
Ruas jalan nasional di Kalipucang, tepatnya di depan Terminal Kalipucang, pada Minggu (16/11/2025) siang sekitar pukul 11.40 WIB, terendam air setinggi 30 hingga 50 sentimeter.
Baca Juga:Danau Retensi Menghilang, Lembang Kini Rawan Banjir Setiap Hujan DerasBupati Bandung Sentil Perusahaan di Dayeuhkolot, Harus Turut Andil Atasi Banjir
Genangan yang membentang sepanjang kurang lebih 100 meter itu menyebabkan arus lalu lintas dari dan menuju Pangandaran tersendat parah. Kemacetan panjang pun tidak terelakkan, dengan antrean kendaraan dari arah Banjar dilaporkan mengular hingga 500 meter.
Kondisi ini merupakan pengulangan dari kejadian pada Jumat (14/11/2025), lokasi yang sama sempat surut dan akses transportasi bisa berjalan normal.
Namun, naiknya kembali permukaan air membuat pihak kepolisian lalu lintas yang dibantu warga setempat terpaksa menerapkan sistem buka-tutup arus lalu lintas dari dua arah untuk mengatur kelancaran kendaraan yang melintas.
“Ya sekarang kembali terendam air banjir luapan sungai Citanduy. Kalau kemarin sempat surut, tapi sekarang air naik lagi,” ujar Hermawan (45), seorang warga Kalipucang.
Ia menjelaskan bahwa banjir ini terjadi bukan karena hujan di wilayahnya, melainkan akibat intensitas hujan yang tinggi di sejumlah daerah di bagian hulu atau Utara.
“Jadi, meski di Pangandaran enggak hujan, tetap di kita terdampak banjir luapan sungai Citanduy,” katanya menambahkan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, banjir yang merendam jalan nasional ini disebabkan oleh kombinasi luapan air Sungai Citanduy dari hulu dan fenomena pasang air laut di hilir.
Baca Juga:Bupati Bandung Kang DS Siapkan 8 Program Atasi Banjir DayeuhkolotEmpat Hari Dihantam Hujan, Bandung Barat Dikepung Longsor dan Banjir
Gangguan tidak hanya terjadi di depan terminal. Ruas jalan nasional di wilayah Desa Tunggilis, tepatnya di depan sebuah rumah makan, juga dilaporkan terendam banjir.
Sementara itu, dampak yang lebih parah dan meluas dirasakan oleh sektor pertanian. Sejak Jumat (14/11/2025) pagi, ratusan hektare lahan persawahan di kedua kecamatan tersebut telah berubah menjadi danau luas. D
ari kejauhan, yang terlihat hanyalah atap-atap saung kecil dan patok bambu yang menjadi penanda batas petak sawah.
