JABAR EKSPRES – Rencana pembangunan kereta cepat yang akan diperpanjang hingga Surabaya kembali menjadi sorotan publik. Banyak pihak menilai, proyek tersebut masih lebih tepat dipandang sebagai keinginan, bukan kebutuhan mendesak saat ini.
Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, menilai kebutuhan infrastruktur transportasi vital di Pulau Jawa saat ini seharusnya berfokus pada peningkatan layanan transportasi umum yang sudah ada.
“Fokus di Jawa sekarang adalah peningkatan angkutan umum perkotaan dan pedesaan, reaktivasi jalur rel, layanan angkutan kota dalam provinsi (AKDP), serta peningkatan kemantapan jaringan jalan hingga ke pelosok desa,” ujarnya kepada Jabar Ekspres, Kamis (13/11).
Baca Juga:Momentum Hari Pahlawan, Billy Martasandy Ajak Generasi Muda Jadi Pejuang di Era ModernPembangunan PLTA Upper Cisokan Dipastikan Sesuai Aturan dan Bawa Manfaat bagi Masyarakat
Menurut Djoko, wacana pembangunan kereta cepat hingga Surabaya memang menarik dan memiliki potensi besar, namun perlu dikaji matang oleh pemerintah sebelum direalisasikan.
Sementara itu, pemerintah melalui Danantara saat ini masih fokus pada restrukturisasi proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh. Berdasarkan informasi yang dihimpun Jabar Ekspres, proses tersebut tengah dalam tahap negosiasi dengan pihak China.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan, pemerintah tengah mematangkan konsep perpanjangan proyek Kereta Cepat Jakarta–Surabaya.
Menurut AHY, proses harmonisasi masih dilakukan bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan, Danantara, PT Kereta Api Indonesia (KAI), dan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Djoko menilai, proyek tersebut memang berpotensi memberi dampak signifikan terhadap perekonomian dan konektivitas di Jawa, meski tantangannya juga tidak sedikit.
“Infrastruktur transportasi di Pulau Jawa sudah jauh lebih maju dibandingkan luar Jawa,” ucap akademisi Program Studi Teknik Sipil Unika Soegijapranata itu.
Menurutnya, kemajuan tersebut tampak jelas dari pembangunan jaringan jalan tol yang kini menghubungkan Merak hingga Surabaya, bahkan sudah mencapai Probolinggo.
Baca Juga:Pabrik Pengelolaan Sampah Senilai USD 200 Juta Bakal Dibangun di Jawa Tengah!FSRU Lampung Terima Kargo LNG, Jaga Keandalan Layanan Energi untuk Kelistrikan
“Jalan tol itu telah meningkatkan mobilitas orang dan barang secara signifikan, dengan waktu tempuh yang memangkas hingga 50 persen dibandingkan jalan nasional,” jelasnya.
Lebih lanjut, Djoko menilai proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) sendiri merupakan inisiatif pribadi Presiden RI ke-7 Joko Widodo, bukan kebutuhan masyarakat secara umum.
