JABAR EKSPRES – Kenaikan harga sumber protein hewani, diantaranya telur dan ayam potong justru disambut baik oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan.
Pria yang akrab disapa Zulhas itu menilai kenaikan harga telur dan ayam potong mengindikasikan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) berhasil.
“Memang, karena kita sedang mengejar target Makan Bergizi Gratis (MBG). Perlu jutaan telur, perlu jutaan ayam. Dampaknya memang agak naik,” ujarnya dikutip Senin (3/11/2025).
Baca Juga:Harga Ayam Potong Semakin Tak Terkendali, Peternak Kukuh Bukan Karena MBG!Harga Telur Ayam Ras Naik di 175 Kabupaten/Kota, BPS: Perlu Diwaspadai, Sudah di atas HAP!
Zulhas menyebut bahwa tingginya permintaan terhadap dua sumber protein hewani untuk kebutuhan program MBG, menjadi faktor utama naiknya harga telur dan ayam potong.
Menurutnya, percepatan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah memicu lonjakan kebutuhan bahan pangan secara masif. Program ini menargetkan jutaan penerima manfaat, dan telur serta daging ayam menjadi komponen gizi utama.
Adapun berdasarkan data yang dihimpun, kenaikan harga pangan bergejolak (volatile foods) pada September 2025 tercatat sebesar 6,44 persen secara tahunan (year on year/yoy), yang terbilang tinggi dan jauh di atas target inflasi umum.
Kenaikan harga daging ayam ras bahkan mencatat inflasi hingga 8,59 persen.
Alih-alih khawatir, pemerintah melalui Zulkifli Hasan justru melihat kenaikan harga ini dari perspektif yang berbeda.
Kenaikan yang terjadi dianggap sebagai indikasi positif bahwa program MBG benar-benar berjalan efektif dan mampu menyerap hasil produksi dari sektor peternakan lokal.
Zulhas menegaskan, “Sehingga (harga) telur naik sedikit, ayam naik sedikit. Tentu dampaknya artinya program (MBG) ini berhasil.”
Zulhas juga menilai kenaikan harga ini disebut sebagai tanda bahwa roda ekonomi rakyat, terutama bagi para peternak lokal, mulai bergerak karena adanya jaminan pasar yang stabil dari program MBG.
Baca Juga:Tak hanya Ayam, Harga Buah-buahan di Bandung Barat Ikut Melonjak Gara-Gara Program MBGHarga Ayam Melonjak Dua Pekan, Pedagang Bandung Merugi
Meski dianggap sebagai tanda keberhasilan program, lonjakan harga tetap menjadi tantangan yang harus diatasi pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat umum di luar penerima manfaat MBG.
Zulhas mengakui bahwa lonjakan permintaan yang mendadak tidak dapat langsung diimbangi dengan peningkatan suplai dalam waktu singkat, terutama untuk komoditas ayam dan telur yang membutuhkan proses produksi.
“Karena ‘kan ayam ini tidak bisa kita paksakan menurun hari ini. Jadi, memang perlu waktu. Kita akan mengalami itu,” tambahnya.
