JABAR EKSPRES – Transformasi pendidikan di era kecerdasan buatan (AI) membutuhkan guru yang tidak hanya melek digital, tetapi juga mampu menumbuhkan computational thinking (CT) di ruang kelas.
Pesan itu menjadi sorotan utama Prof. Erik Barendsen, pakar pendidikan dari Radboud University dan Open University, Belanda, dalam seminar “STEM for Future Leaders: Empowering Teachers, Inspiring Students” yang digelar di Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
Lebih dari 100 guru dan dosen dari berbagai daerah hadir secara luring dan daring dalam kegiatan yang diinisiasi oleh kolaborasi antara Marvin Foundation, Fakultas Teknologi dan Rekayasa Cerdas (FTRC), serta Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.
Baca Juga:Terindikasi Gunakan Dana untuk Judi Online, 6 Ribu Penerima Bansos di Bogor DicoretGak Punya Modal Bisnis, Menantu di Cileungsi Bogor Nekat Gasak Emas dan Uang Mertua
Dalam sesi bertema “Digital Literacy and Computational Thinking: Lessons from Research”, Prof. Barendsen menegaskan bahwa guru memiliki peran strategis dalam membekali siswa dengan kemampuan berpikir komputasional sejak dini.
“Computational Thinking menghubungkan konteks dunia nyata dengan solusi komputasional yang aplikatif. Guru memiliki peran penting untuk menumbuhkan pola pikir ini agar siswa mampu berpikir kritis dan kreatif di era digital,” ujar Prof. Erik, Jumat (24/10).
Diskusi yang dipandu oleh Dr. Denny Andriana dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini juga menyoroti pentingnya strategi pembelajaran berbasis CT untuk meningkatkan kualitas pendidikan di semua jenjang.
Dekan FTRC, Oscar Karnalim, S.T., M.T., Ph.D., SMIEEE, menilai kolaborasi lintas lembaga menjadi langkah strategis membangun ekosistem pendidikan berbasis komunitas.
“Setiap level pendidikan memiliki tantangan yang berbeda. Salah satu langkah penting adalah membentuk wadah berbagi dan mencari solusi bersama agar pengajaran STEM bisa berkembang secara community-based,” jelasnya.
Sementara itu, Kurniawan Santoso, Founder Marvin Foundation, menegaskan bahwa transformasi pendidikan tidak bisa lepas dari peran guru.
“Guru adalah ujung tombak perubahan. Dengan dukungan teknologi dan kolaborasi lintas lembaga, kita dapat melahirkan generasi yang inovatif dan siap menghadapi tantangan digital. Ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045,” ungkap Kurniawan.
Baca Juga:Cinta Profesi dan Daerah, Kunci Pelayanan Unggul, Pesan Sekda Ajat di Latsar Pemadam Kebakaran BogorDorong Pertumbuhan Ekonomi, Kawasan Bogor Barat Siap Ditata Ulang
Sesi lanjutan bertema “Practical STEM & Leadership for Everyday Teaching” menghadirkan tiga pembicara inspiratif yakni, Ivan Ahda (Universitas Indonesia, Education Ecosystem & Policy), Rama Mamuaya (Founder DailySocial.id, Innovation Practitioner), Dr. Erwani Merry Sartika, S.T., M.T. (STEM Educator, Universitas Kristen Maranatha).
