Rusia Ancam Balas Keras Jika Uni Eropa Teruskan Transfer Aset Beku ke Ukraina

Rusia Ancam Balas Keras Jika Uni Eropa Teruskan Transfer Aset Beku ke Ukraina
Cuplikan layar menunjukkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, saat menggelar konferensi pers yang disaksikan di **Jakarta pada Kamis (18 April 2024). (SUMBER FOTO: ANTARA/Kuntum Riswan)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Rusia memperingatkan akan mengambil tindakan balasan yang sangat keras apabila Uni Eropa (UE) tetap melanjutkan rencananya untuk mentransfer aset Rusia yang dibekukan ke Ukraina. Pernyataan tegas ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, pada Rabu (8/10).

Zakharova menuduh pejabat Uni Eropa berupaya “mengantongi” aset Rusia demi keuntungan sendiri.

“Para pejabat Eropa mencoba dengan berani mengantongi dan Rusia – mereka yakin, semakin banyak semakin baik,” ujarnya kepada wartawan di Moskow.

Baca Juga:Mulai Rp359 Ribu per Gram, Berikut Harga Emas Perhiasan Hari Ini!Tiga Kapal Misi Kemanusiaan Global Sumud Flotila Diserang Pasukan Israel di Laut Mediterania

Ia juga menilai skema pinjaman yang digagas Uni Eropa untuk Kiev merupakan tindakan curang yang kini mulai menuai keraguan di sejumlah ibu kota Eropa.

Menurut Zakharova, sejumlah negara anggota UE mulai merasa khawatir terhadap konsekuensi hukum dan tindakan balasan Rusia yang mungkin timbul dari langkah tersebut.

“Namun, skema pinjaman curang yang mereka promosikan (ke Kiev) telah memicu reaksi yang sangat tenang di banyak ibu kota Eropa. Keinginan untuk melakukan penipuan masih digantikan oleh rasa takut akan konsekuensi hukum dan tindakan pembalasan. Saya ulangi, tindakan ini akan sangat keras,” tambahnya.

Peringatan ini muncul setelah Perdana Menteri Belgia, Bart De Wever, meminta jaminan hukum penuh dari seluruh anggota UE sebelum mengambil keputusan mengenai penyitaan aset Rusia. Sikap hati-hati Belgia ini kabarnya menimbulkan ketegangan di antara para pemimpin Eropa dalam KTT informal UE di Kopenhagen pekan lalu.

Pemerintah Belgia kemudian membela posisi De Wever dengan alasan bahwa langkah tersebut dilakukan untuk melindungi kepentingan nasional. Belgia sendiri diketahui memegang peran penting dalam isu ini, karena sebagian besar aset Rusia yang dibekukan di Eropa — senilai lebih dari 200 miliar euro atau sekitar Rp3.848 triliun — disimpan di platform keuangan Euroclear yang berbasis di Belgia.

Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan bahwa UE tidak berencana menyita aset Rusia secara langsung. Namun, Uni Eropa berencana menggunakan hasil keuntungan dari aset beku tersebut untuk memberikan pinjaman kepada Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya juga telah memperingatkan bahwa langkah Barat untuk menyita atau mengalihkan cadangan Rusia dapat “menghancurkan tatanan keuangan global” dan memperdalam “perpecahan ekonomi dunia.”

0 Komentar