Di Antara Tebing Purba dan Hammock di Langit, Hawu Pabeasan Menyimpan Cerita Alam serta Perlawanan

Sejumlah wisatawan tampak menikmati sensasi hammocking dan memanjat tebing di kawasan wisata alam Hawu Pabeasa
Sejumlah wisatawan tampak menikmati sensasi hammocking dan memanjat tebing di kawasan wisata alam Hawu Pabeasan, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Dok Jabar Ekspres/Suwitno
0 Komentar

Di balik bentangan karst Padalarang yang megah, berdiri gagah tebing Hawu Pabeasan. Permata alam Bandung Barat yang kini menjelma menjadi destinasi favorit pencinta wisata ekstrem.

Dari kaki hingga puncaknya, setiap lekuk batu kapur di kawasan ini menyimpan kisah panjang tentang sejarah bumi, sekaligus tentang perjuangan warga menjaga warisan alam dari ancaman tambang.

Suwitno, Jabar Ekspres

Hawu Pabeasan atau yang dikenal Tebing 125 di Padalarang, Bandung Barat tersebut merupakan bagian dari kawasan karst Citatah-Padalarang yang telah lama dikenal sebagai laboratorium alam terbuka.

Baca Juga:Update Kecelakaan Maut Cijambe Subang: 3 Orang Tewas dan 5 Luka-luka , Lalu Lintas Macet Hingga 5 KilometerBREAKING NEWS: Kecelakaan Maut di Cijambe Subang, Tiga Orang Tewas

Formasi batu kapurnya terbentuk dari endapan laut purba yang terangkat jutaan tahun silam, meninggalkan jejak geologis luar biasa. Dari kejauhan, dinding tebingnya tampak menyerupai tungku hawu atau alat memasak tradisional Sunda yang kemudian menginspirasi penamaan kawasan ini.

Hawu Pabeasan menjadi rumah bagi para penikmat tantangan. Tebing kapurnya menjulang setinggi puluhan meter dengan jalur panjat alami yang beragam tingkat kesulitannya. Para rock climber dari berbagai daerah kerap datang untuk menaklukkan jalur tebing yang disebut-sebut sebagai salah satu yang terbaik di Jawa Barat.

“Kalau pagi, cahaya matahari menembus celah-celah tebing, indah sekali. Banyak pengunjung datang hanya untuk melihat matahari terbit dari sela batu,” tutur Kang Deni, pengelola Geotheatre Karst Hawu kepada wartawan, Kamis (9/10/2025).

Menurutnya, keindahan Hawu tak hanya memikat mata, tapi juga menguji nyali. Jalur tebing di Pabeasan terkenal menantang karena kontur batunya yang alami dan tajam.

Selain panjat tebing dan rappelling, kawasan ini juga dikenal sebagai lokasi populer untuk hammocking ekstrem berayun di antara dua tebing dengan tali pengaman di ketinggian puluhan meter.

“Kalau yang punya nyali besar, mereka pasang hammock di antara dua tebing. Dari situ bisa lihat pemandangan karst Citatah dari ketinggian. Rasanya seperti terbang,” ujar Deni.

Selain menjadi arena petualangan, Hawu Pabeasan juga menyimpan nilai edukatif tinggi. Di sekitarnya masih bisa ditemukan lapisan batuan kapur yang menyimpan fosil laut purba bukti bahwa kawasan ini dulunya merupakan dasar samudra.

0 Komentar