JABAR EKSPRES – Ratusan jiwa warga Dusun Mungganggondang, Desa Purbahayu, Kecamatan Pangandaran, Jawa Barat terpaksa menghadapi kenyataan pahit akses transportasi mereka yang terputus.
Jembatan gantung berbahan anyaman bambu yang menjadi urat nadi penghubung utama antar-desa tersebut kini dalam kondisi rusak parah, rapuh, dan sudah tidak layak untuk dilintasi. Keadaan ini berlangsung selama kurang lebih satu bulan, menyisakan keluhan dan kesulitan bagi masyarakat yang aktivitas hariannya sangat bergantung pada jembatan tersebut.
Jembatan yang membentang sepanjang 30 meter dengan lebar 1,5 meter dan ketinggian sekitar 10 meter dari dasar sungai itu tampak mengenaskan.
Baca Juga:Makin Ripuh! ABPD Kota Banjar Tahun 2026 Dipangkas Rp150 MiliarUsai Insiden Keracunan MBG, Dinkes Banjar Kebut Penerbitan SLHS
Tiang-tiang penyangga serta anyaman bambu yang menjadi dasar pijakan telah keropos dimakan usia dan cuaca. Setiap jalinannya terlihat renggang dan lemah, tidak mampu lagi menahan beban dengan aman. Kondisi ini memaksa warga untuk mencari alternatif lain yang tidak hanya lebih jauh, tetapi juga berpotensi bahaya.
Encuk Sukandi (50), salah seorang warga Dusun Mungganggondang, menyatakan keprihatinannya yang mendalam. Ia menuturkan bahwa jembatan yang kini rusak itu bukan sekadar akses biasa, melainkan jalan hidup bagi masyarakat setempat.
“Kami sangat mengeluh dengan kondisi ini. Karena, jembatan ini akses penting kita untuk aktivitas sehari-hari seperti bertani dan anak sekolah,” ujar Encuk, padaa Selasa (8/10/2025).
Ketiadaan jembatan yang layak secara langsung mengancam mata pencaharian dan kelancaran pendidikan anak-anak di dusun tersebut.
Sukaya, Ketua RT 06/Dusun Mungganggondang, memberikan keterangan yang lebih rinci mengenai kronologi kerusakan. Menurutnya, tanda-tanda kerapuhan dan kerusakan pada jembatan bambu itu mulai terlihat sekitar tiga bulan yang lalu.
Seiring berjalannya waktu, kondisi semakin memburuk hingga akhirnya sekitar sebulan terakhir, warga sama sekali tidak berani lagi memanfaatkannya untuk menyeberang.
“Karena, kondisinya semakin rusak,” katanya.
Yang lebih menyedihkan, upaya untuk mendapatkan perhatian dari pihak pemerintah ternyata sudah pernah dilakukan, namun belum membuahkan hasil. Sukaya mengungkapkan bahwa pihaknya telah dua kali mengajukan permohonan resmi untuk pembangunan atau perbaikan jembatan.
Baca Juga:Dinkes Banjar Pastikan Kondisi Siswa Korban Dugaan Keracunan MBG Semakin Membaik41 Siswa SMPN 3 Banjar Masih Dirawat Intensif, Operasional Dapur Gizi Disetop Sementara
“Ada sekitar dua kali kita ajukan, tapi belum ada respon,” ucap Sukaya.
