Dari Warga untuk Warga, Koperasi Babakan Peuteuy Hadirkan Skema Ekonomi Mandiri

Seorang pria tengah mengendarai sepeda motor melintasi Kantor Desa Babakan Peuteuy, Kecamatan Cicalengka
Seorang pria tengah mengendarai sepeda motor melintasi Kantor Desa Babakan Peuteuy, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung. (Yanuar/Jabar Ekspres)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Koperasi Merah Putih (KMP) Desa Babakan Peuteuy, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, menarik perhatian dengan konsep usahanya yang berbasis pada potensi lokal. Koperasi ini mengusung prinsip “dari warga, oleh warga, untuk warga” sebagai semangat pemberdayaan masyarakat desa.

Ketua KMP Desa Babakan Peuteuy, Adin Supriatna, mengatakan bahwa setelah melengkapi legalitas dan membentuk struktur organisasi, pihaknya kini menyiapkan sistem koperasi yang menyesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi wilayah.

“Kalau rencana unit usaha, kita ada lima. Pertama ada Saprotan (sarana produksi pertanian), kemudian Sembako (sembilan bahan pokok), Material, Sampah Rongsokan dan Simpan Pinjam,” katanya kepada Jabar Ekspres, Minggu (5/10).

Baca Juga:HUT ke-80 TNI, Billy Martasandy Tegaskan Komitmen Cetak SDM Unggul untuk BangsaGenjot Skrining Tuberkulosis, Ahmad Luthfi Luncurkan Program Speling Melesat dan TB Express

Salah satu unit usaha yang cukup menarik perhatian adalah Sampah Rongsokan. Menurut Adin, banyak warga yang belum memiliki kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan, termasuk dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

“Masih belum tinggi kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan, tidak hanya di Desa Babakan Peuteuy tapi saya rasa daerah lain di Jabar juga perlu ditingkatkan,” bebernya.

“Masalah sampah ini dari tahun ke tahun rasanya selalu menjadi persoalan yang sulit dituntaskan, maka KMP di sini akan edukasi dan berikan benefit bagi warga di unit usaha Sampah Rongsokan,” lanjut Adin.

Dalam skema yang disiapkan, sampah organik akan diolah menjadi pupuk untuk mendukung unit usaha Saprotan, sehingga hasilnya bisa dimanfaatkan oleh petani dengan harga terjangkau.

“Tentu kita akan buat pupuknya agar murah dibeli petani, supaya tidak memberatkan HPP mereka,” ujar Adin.

Sementara itu, sampah non-organik seperti plastik, kardus, kertas, dan besi akan dikumpulkan, dibersihkan, lalu dijual kembali.

Sistem ini tidak hanya memberikan keuntungan bagi koperasi, tetapi juga menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa sampah memiliki nilai ekonomi.

Baca Juga:Martasandy Group Peringati Hari Batik Nasional: Wujud Nyata Cinta Budaya Lewat Seragam KerjaBilly Martasandy Maknai Hari Batik: Ini Warisan Budaya, Bukan Tren Sesaat

“Supaya warga sadar bahwa sampah yang mereka hasilkan bisa jadi uang, sehingga kebiasaan membuang sampah ke saluran air atau sungai itu tidak diteruskan dan tidak jadi budaya negatif,” jelasnya.

Adin menambahkan, koperasi akan membangun dua titik penampungan sampah di setiap RW, masing-masing untuk jenis organik dan non-organik. Karang taruna dan warga juga bisa berperan aktif dalam pengumpulan sampah.

0 Komentar