Revitalisasi Mendesak, Sejumlah Ruang Kelas SMPN 6 Cimahi Dinyatakan Tidak Layak Pakai

Revitalisasi Mendesak, Sejumlah Ruang Kelas SMPN 6 Cimahi Dinyatakan Tidak Layak Pakai
Kondisi ruang kelas di smpn 6 kota cimahi yang sedang di renovasi (mong)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Kondisi memprihatinkan terjadi di SMPN 6 Kota Cimahi. Sebanyak empat sampai lima ruang kelas di lantai dua dinyatakan tidak layak digunakan akibat kerusakan parah pada struktur bangunan.

Kekhawatiran keselamatan siswa mendorong pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menyalurkan bantuan revitalisasi dengan anggaran mencapai Rp1,28 miliar dari APBN.

Ketua Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP) SMPN 6 Cimahi, Hijrun Rence, menuturkan awalnya sekolah hanya bantuan renovasi toilet.

Baca Juga:Dapat Kucuran Dana Rp1,2 Miliar dari APBN, SMPN 6 Cimahi Lakukan Revitalisasi SekolahPerbaikan Rutilahu di Cimahi Masih jadi Prioritas, 12 Ribu Unit Masih Menunggu Sentuhan Program

Namun, hasil bimbingan teknis (bimtek) di Hotel Haris, Bandung, pada 3 Juli 2025, menyebutkan bahwa SMPN 6 Cimahi juga akan mendapatkan bantuan renovasi ruang kelas.

“Karena dapat bantuan untuk 4–5 ruangan kelas, akhirnya RAB hari itu harus segera diselesaikan oleh pihak perencana,” ujar Hijrun saat ditemui Jabar Ekspres di lokasi sekolah, Kamis (11/9/2025).

Menurutnya, pengecekan langsung dari pihak Kemendikbud dilakukan pada Juli 2025. Hasilnya, sekolah dinyatakan tidak layak dan harus segera direlokasi. Namun, keterbatasan lahan di Cimahi membuat opsi yang paling memungkinkan adalah melakukan renovasi.

“Dinas aset sebenarnya harus segera mengangkut barang-barang milik pemerintah. Namun prosesnya cukup lambat, sehingga sedikit menghambat pembangunan,” jelas Hijrun.

Ia menambahkan, kondisi gedung SMPN 6 Cimahi sudah cukup lama memprihatinkan, dengan kayu yang rapuh dan atap yang dikhawatirkan roboh. Melalui kunjungan langsung pejabat Kemendikbud, diputuskan bahwa renovasi segera dilakukan.

“Awalnya kami hanya mendapat bantuan toilet. Tapi setelah kementerian melihat kondisi nyata di lapangan, akhirnya direstui renovasi ruang kelas. Ini penting karena atap sudah tidak memungkinkan, bisa membahayakan siswa,” ujarnya.

Dana bantuan dari APBN sebesar Rp1.288.746.200 telah dicairkan 70 persen, proses pengerjaan sudah berjalan sekitar 10 persen.

Baca Juga:Duta Disiplin dari Cimahi, SMP PGRI 1 Siap Lanjutkan Pembinaan Usai Program Pendidikan Kedisiplinan DitutupKetua DPRD Cimahi: Tunjangan Tetap, Anggaran Kunjungan Kerja Dipangkas!

Hijrun memastikan bahwa pembangunan dikejar dengan target selesai dalam 100 hari, lebih cepat dari batas waktu Desember 2025.

“Kami membangun sekolah tidaklah mudah, setiap ruang harus memenuhi standar kualitas. Sementara siswa, untuk sementara waktu, ditampung di kelas yang masih layak dengan pembagian jadwal pagi dan siang,” jelasnya.

Selain itu, Hijrun menyoroti kendala teknis terkait aset dinas yang belum seluruhnya diangkut. Barang-barang bongkaran seperti genteng tidak bisa sembarangan dijual karena statusnya merupakan aset pemerintah.

0 Komentar