TPS3R Bagja Desa Lengkong Hadirkan Incinerator MOTAH, Bupati Bandung Optimis Sampah Desa Teratasi

Bupati Bandung Dadang Supriatna saat melihat Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) Bagja di De
Bupati Bandung Dadang Supriatna saat melihat Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) Bagja di Desa Lengkong, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, kini memiliki mesin incinerator sampah Modern Tahan Api (MOTAH). Foto agi
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) Bagja di Desa Lengkong, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, kini memiliki mesin incinerator sampah Modern Tahan Api (MOTAH).

Peresmian fasilitas ini dilakukan langsung oleh Bupati Bandung Dadang Supriatna pada Rabu (10/9/2025).

Bupati Bandung menyebut kehadiran incinerator MOTAH menjadi terobosan penting dalam menyelesaikan persoalan sampah di tingkat desa. Menurutnya, jika program ini direplikasi ke seluruh desa, masalah sampah di Kabupaten Bandung bisa segera teratasi.

Baca Juga:Biar Kulit Halus Lagi, Ini 7 Cara Sederhana Atasi Pori-Pori MembandelMerefleksikan Tema Haornas 2025 ‘Olahraga Satukan Kita’ ala DBL Indonesia

“Ini luar biasa dan semoga bisa diikuti oleh seluruh desa se-Kabupaten Bandung. Kalau semua desa menggunakan incinerator MOTAH, saya optimis urusan sampah selesai di Kabupaten Bandung,” ujar Dadang.

Dadang menjelaskan, incinerator MOTAH digunakan untuk membakar sampah residu setelah dilakukan pemilahan organik dan anorganik. Dari proses pembakaran tersebut, masih tersisa abu yang dapat dimanfaatkan kembali.

“Setelah pembakaran, menyisakan abu. Abu ini bisa dicampur dengan semen sehingga menghasilkan batako. Jadi tidak hanya menyelesaikan masalah sampah, tetapi juga ada nilai tambah ekonomis,” jelasnya.

Mesin tersebut memiliki kapasitas pembakaran yang cukup besar.

“Per jamnya bisa membakar 1 ton, jadi satu hari bisa 8 sampai 10 ton sampah. Tapi tidak semua sampah masuk ke mesin, hanya sekitar 20 persen saja setelah dipilah,” terang Bupati.

Soal keamanan lingkungan, Dadang menegaskan bahwa incinerator MOTAH beroperasi pada suhu tinggi sehingga lebih aman.

“Kalau di bawah 500 derajat, karbonnya masih tinggi dan berbahaya. Tapi tadi saya lihat suhunya sudah 1000 derajat lebih, insyaallah aman,” katanya.

Ia juga mengapresiasi peran koperasi dalam pengelolaan sampah di Kecamatan Bojongsoang.

Baca Juga:NA Mantan Walkot Cirebon Jadi Tersangka Korupsi Multiyears , Negara Rugi Rp26 MKejari Cirebon Tahan NA dalam Kasus Dugaan Korupsi Proyek Multiyears 2016–2018

“Pengelolaan sampah ini sudah dimulai oleh Koperasi Desa Merah Putih. Ini luar biasa. Saya tunggu sebulan ke depan, kalau berjalan baik, TPS3R Bagja bisa jadi prototipe untuk desa lain,” ungkap Dadang.

Selain manfaat lingkungan, keberadaan incinerator MOTAH juga dinilai membuka peluang ekonomi baru. Bupati menyebut, sampah yang dapat dijual tetap memberi pemasukan, sementara sisa residu diolah kembali menjadi batako.

0 Komentar