Pengawasan stok dan harga beras bukan hanya soal stabilitas ekonomi lokal, tetapi juga menyangkut ketahanan pangan kota.
Dalam beberapa bulan terakhir, harga beras nasional mengalami tekanan karena perubahan iklim, distribusi terganggu, serta produksi dalam negeri yang belum sepenuhnya pulih. Oleh sebab itu, data akurat dari enumerator menjadi alat penting bagi Pemkot Bandung untuk bertindak cepat.
Saat ini, Pemkot juga tengah melakukan inventarisasi secara menyeluruh terhadap seluruh sumber dan lokasi penyimpanan beras di Kota Bandung. Langkah ini sebagai bentuk antisipasi terhadap praktik penimbunan dan untuk memastikan bahwa semua beras yang masuk ke kota tercatat dan terdistribusi dengan baik.
Baca Juga:Gerakan Pangan Murah, Solusi Nyata untuk Rakyat di tengah Gejolak HargaProgram MBG Perdana di SMKN 3 Cimahi Disambut Antusias, Sekolah Tegaskan Standar Kualitas dan Keamanan Pangan
Meski antisipasi diperketat, Gin Gin menegaskan bahwa stok beras dari Perum Bulog dalam kondisi aman. Ia menyebutkan bahwa cadangan beras Bulog di Kota Bandung cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 72 hari kedepan.
“Bulog setiap hari mengeluarkan cadangannya melalui program-program seperti SPHP dan Gerakan Pangan Murah (GPM). Itu artinya, suplai aman, dan tidak ada alasan pasar kekurangan stok,” ujarnya.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Dinas Pasar, komunitas lokal, hingga aparat wilayah, Pemkot berharap sistem pemantauan ini akan menjadi fondasi yang kokoh dalam menjaga stabilitas pangan di Kota Bandung. Ke depan, seluruh data dari enumerator juga akan dijadikan bahan evaluasi dan pengambilan keputusan oleh pimpinan daerah.
“Insya Allah hari ini saya juga akan melaporkan ke Pak Wali mengenai hasil sementara pendataan dan kondisi riil di lapangan,” tutup Gin Gin. (Dam)
