10 Fakta Mengkhawatirkan Game Roblox yang Perlu Diketahui Orang Tua

Fakta Mengkhawatirkan Game Roblox
Fakta Mengkhawatirkan Game Roblox
0 Komentar

Dengan ratusan hingga ribuan gim baru muncul setiap hari, mustahil semua konten dapat diperiksa secara teliti. Bahkan jika sebuah gim awalnya mendapatkan label yang sesuai, pembuatnya tetap bisa mengubah konten kapan saja, dari yang semula tampak ramah anak menjadi disturbing. Hal ini membuat orang tua kesulitan mengawasi, karena tampilan luar Roblox sudah terlanjur memberi kesan aman.

Akibatnya, besar kemungkinan anak-anak memainkan gim dengan tema yang tidak sesuai usia, seperti kekerasan ekstrem, role play bertema dewasa, hingga konten bernuansa seksual.

10. Bahaya Grooming di Komunitas Roblox

Belakangan, semakin banyak gim di Roblox yang kualitasnya sangat rendah, tidak mengandung nilai edukasi, tidak memiliki tantangan kreatif, dan hanya mengandalkan karakter-karakter anomali absurd tanpa tujuan jelas. Banyak gim populer hanya berisi lari-larian dan lompat-lompatan tanpa objektif, namun tetap viral karena mudah dimainkan dan memberikan dopamin instan.

Baca Juga:4 Prinsip Membangun Passive Income Agar Bisa Menghasilkan Uang Sambil Tidur NyenyakMasalah Umum Honda Jazz dan Cara Mengatasinya, dari GD3 sampai GK5

Masalahnya, yang membuat anak-anak “kecanduan” adalah konten dangkal seperti ini, bukan mekanik problem solving seperti di Super Mario atau kreativitas seperti membangun rumah di Animal Crossing. Dari kecil, jika yang dikonsumsi hanya konten tanpa nilai, wajar jika kekhawatiran terhadap kualitas generasi di masa depan semakin besar.

Selain masalah konten, komunitas Roblox juga memiliki sisi berbahaya. Di dunia ini, siapa pun bisa menjadi siapa pun, termasuk orang dewasa yang berpura-pura menjadi teman anak-anak. Inilah yang dikenal sebagai grooming: taktik manipulatif di mana pelaku membangun hubungan dan kepercayaan anak secara perlahan untuk tujuan yang tidak baik, seperti brainwashing atau eksploitasi seksual.

Anak-anak sering tidak menyadari sedang dimanipulasi karena pelaku menciptakan ilusi kasih sayang dan perhatian. Ucapan sederhana seperti “Kamu lucu sekali” atau “Kamu teman terbaikku” bisa membuat mereka merasa diterima, padahal itu adalah pintu masuk manipulasi.

Praktik seperti ini sudah ada sejak lama, dulu pelaku mungkin mengiming-imingi mainan atau permen di dunia nyata, kini mereka menggunakan kata-kata manis, sapaan hangat, dan emoji di ruang obrolan virtual. Di Roblox, kasus child grooming telah banyak terjadi, termasuk di Indonesia.

0 Komentar