JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota Banjar menandai komitmennya dalam memperluas akses layanan kesehatan dasar bagi warganya dengan melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan Puskesmas Pembantu (Pustu) di Desa Cibeureum, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, pada Selasa (12/8/2025).
Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah, tokoh masyarakat, dan warga setempat yang menyambut gembira kehadiran fasilitas kesehatan baru di lingkungan mereka.
Kepala Desa Cibeureum, Yayan Sukirlan, dalam sambutannya menekankan pentingnya kehadiran Pustu ini guna mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat desanya.
Baca Juga:Dukung Ekonomi Warga, Kejari Kota Banjar Gelar Pasar Murah dan UMKMPolsek Banjar Bersihkan Noda Kota, Berantas Vandalisme Demi Ketertiban dan Keindahan
Ia mengungkapkan rasa syukur bahwa pembangunan Pustu tersebut akan berdiri di atas tanah milik Desa Cibeureum, menunjukkan kesiapan dan dukungan penuh pemerintah desa.
“Keberadaan Pustu di sini diharapkan dapat mempermudah warga kami, terutama kelompok rentan seperti ibu hamil, balita, dan lansia, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar tanpa harus menempuh jarak jauh ke puskesmas induk,” ujar Yayan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar, H. Saifuddin, memberikan penjelasan lebih rinci mengenai program pembangunan fasilitas kesehatan ini. Ia menyatakan bahwa pembangunan Pustu di Desa Cibeureum merupakan bagian dari alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2025, bersama dengan dua lokasi lainnya, yaitu di Purwaharja dan Rejasari, Kecamatan Langensari.
Saifuddin juga memaparkan kondisi enam Pustu eksisting yang telah ada di Kota Banjar, yakni di Neglasari, Banjar, Binangun, Batulawang, Mekarharja, dan Pananjung.
“Kondisi keenam Pustu tersebut bervariasi, ada yang masih aktif beroperasi dengan baik dan ada juga yang saat ini non-aktif,” jelasnya.
Menghadapi kondisi itu, Dinas Kesehatan berencana mengajukan proposal rehabilitasi (rehab) untuk Pustu-Pustu tersebut kepada Kementerian Kesehatan pada tahun 2026, dengan sumber pendanaan juga dari DAK.
Lebih lanjut, Saifuddin menekankan pentingnya integrasi layanan kesehatan primer.
“Ke depan, Puskesmas induk, Pustu, dan Posyandu harus bersinergi dan melakukan pelayanan terintegrasi. Ini kunci untuk meningkatkan cakupan dan kualitas layanan kesehatan di tingkat dasar,” tegasnya.
Baca Juga:Geliat Ekonomi Digital, Transaksi QRIS di Kota Banjar Melonjak 190,5 PersenBanjar Car Free Night Sukses Digelar, akan Jadi Agenda Bulanan Pendorong Ekonomi dan Gairah Kota
Ia menjelaskan bahwa dengan sistem terintegrasi, masyarakat akan lebih mudah mendapatkan deteksi dini penyakit. Pustu, menurutnya, akan aktif melakukan pemantauan kesehatan warga, dan Sumber Daya Manusia (SDM)-nya, minimal terdiri dari satu perawat dan satu bidan yang dibantu oleh kader kesehatan setempat, akan melakukan kunjungan ke rumah-rumah warga untuk memastikan pelayanan menjangkau mereka yang membutuhkan.
