Buat Relaksasi Pengunjung, Pelaku Usaha di Bogor Tetap Putar Musik Meski Ada Wacana Pembayaran Royalti 

Buat Relaksasi Pengunjung, Pelaku Usaha di Bogor Tetap Putar Musik Meski Ada Wacana Pembayaran Royalti 
Ilustrasi Kafe di Bogor. (Dok.Pixabay)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Salah satu pemilik kafe di Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, mengungkapkan tetap melakukan pemutaran musik di tempatnya karena untuk relaksasi para pelanggan.

Mas Ram, bukan nama sebenarnya, mengungkapkan tidak memiliki ketakutan perihal adanya dikenakan royalti terhadap pemutaran musik di kafe miliknya.

Menurutnya, memutar musik di kafe untuk menciptakan kondisi relaksasi bagi para pengunjung. Kata dia, maraknya pengunjung yang datang agar merasakan rileks.

Baca Juga:Pemprov Jabar Siap Hadapi Gugatan FKSS, Sekda: Kami Hormati dan Kami Persiapkan!Hilang Tiga Hari, Warga Ciseeng Ditemukan Meninggal Dunia di dalam Sumur

“Sebenernya dibilang rasa takut engga ya, karena kan kalau musik ini sendiri kan buat relaksasi juga di kafe. Orang tuh banyak pasti yang pengen di kafe tuh pengennya rileks segala macem,” kata Mas Ram, pada Rabu (6/8/2025).

“Dan kalau menurut gue sendiri ya masih oke-oke aja sih kalau gua setel apa masalahnya kan,” lanjutnya.

Dia melanjutkan, informasi terkait pengenaan royalti itu baru-baru ini. Ia juga mempertanyakan pembayaran royalti tersebut. Kata dia, pemberian royalti itu dari berbagai platform.

“Sebenarnya gue juga baru tau kemaren-kamren sih berita yang harus bayar royalti itu ya, tapi buat apa bayar royalti sekarang kasarnya, kan kalau misalkan musik-musik Indonesia, band-band gitu kan udah ada di spotify, youtube, segala macem. Kan mereka dapet royalti dari situ,” ucapnya.

Dia sebagai pelaku UMKM hanya menyampaikan kembali pesan yang ada dari lagu-lagu yang telah diciptakan oleh band Indonesia.

“Kalau kasarnya kita ga nyetel lagu itu di kafe, kafe itu pasti akan sepi, satu disitu. Itu akan pengaruh sama UMKM,” kata dia.

Dirinya menilai, bila memang dipaksakan untuk membayar royalti, UMKM di Indonesia akan banyak yang menjerit keberatan.

Baca Juga:Diduga Hilang Kendali, Pelajar di Bandung Barat Meninggal Dunia Usai Terlibat Kecelakaan Optimalisasi Penegakan Hukum Terhadap Pelaku Pembuangan Sampah di Aliran Sungai Kota Cimahi

Ia menilai, sistem membayar royalti itu belum jelas dan adil. “Dibilang jelas, engga sih. Menurut saya sendiri ya ga jelas sih, dibilang adil ga adil juga sih, karena buat apa gitu loh,” kata dia.

Mas Ram melanjutkan, sistem royalti itu dapat merugikan semuanya. Kata dia, penerapan itu tidak bisa dilakukan secara sepihak.

Dia menutur, sekarang Indonesia sudah dikenakan pajak bahkan hingga sistem royalti. “Dan itu juga kerugian buat semuanya, kayak gitu, kita ga bisa sepihak gitu loh. Karena ya sekarang udah apa-apa dikenain pajak masa sampe harus royalti juga, yang lama-lama jadi Indonesia bisu loh,” katanya.

0 Komentar