JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota Cimahi resmi memulai pembangunan Gedung Unit Pengelola Darah Rumah Sakit (UPDRS) RSUD Cibabat, sebagai bentuk peningkatan layanan kesehatan khususnya dalam penyediaan darah dan penanganan penyakit jantung.
Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, resmikan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Unit Pengelola Darah RSUD Cibabat. Fasilitas ini ditarget rampung dalam waktu 4-5 bulan untuk memperkuat layanan darah dan jantung masyarakat.
Ia enyebut, kehadiran UPDRS sangat penting dan mendesak demi memenuhi kebutuhan darah masyarakat. Menurutnya, meskipun pendonor darah banyak, Cimahi tetap memerlukan fasilitas pengelolaan darah sendiri yang representatif.
Baca Juga:Banjir di Megamendung Bogor Kembali Telan Korban Jiwa, Pria 75 Tahun Terseret Arus Hingga 2 KilometerWamenag: Kemenag Kini Fokus pada Layanan dan Pendidikan Keagamaan
“Cimahi harus punya unit UPDRS ini untuk melayani masyarakat, khususnya kebutuhan-kebutuhan darah,” ujar Ngatiyana usai peletakan batu pertama pembangunan UPDRS Cibabat, Selasa, 5 Agustus 2025.
Ia menambahkan, keberadaan stok darah di fasilitas lokal akan sangat membantu percepatan layanan medis. Selain itu, pembangunan gedung UPDRS akan melengkapi fasilitas yang sudah ada, terutama untuk mendukung pengobatan penyakit jantung.
“Sehingga kami hari ini pertekan tadi pertama untuk membangun gedungnya, yaitu untuk pengelolaan darah. Mudah-mudahan RSUD Cibabat segera berkembang lagi untuk kebutuhan masyarakat,” tuturnya.
Ngatiyana juga mengungkapkan, alat laboratorium yang akan digunakan berasal dari Amerika, dengan teknologi yang sudah teruji untuk mendukung pelayanan maksimal kepada masyarakat.
Namun demikian, ia tak menampik bahwa saat ini fasilitas jantung yang ada masih terbatas, baik dari segi ruangan maupun kelengkapan alat.
“Mudah-mudahan ada perkembangan bertahun-tahun yang akan datang untuk ada perubahan,” imbuhnya.
Pembangunan gedung UPDRS ini ditargetkan rampung dalam waktu 4 hingga 5 bulan dengan anggaran sekitar Rp5 miliar. Pemerintah Cimahi menekankan pentingnya pencapaian target waktu dan kualitas pengerjaan.
Baca Juga:Pertamina EP Gerak Cepat Bentuk Tim Investigasi Tangani Kejadian di SubangSulap Bangunan Bekas COVID-19, Gubernur Jatim Minta Prabowo Resmikan Sekolah Rakyat di Ponorogo!
“Kalau sanggup empat bulan ya bagus, kalau lima bulan juga masih oke. Yang penting pembangunan itu sesuai target, rencana waktu, dan anggarannya,” jelas Ngatiyana.
Dalam kesempatan tersebut, Ngatiyana juga meninjau fasilitas laboratorium khusus jantung dan menyampaikan keterbatasan ruangan yang saat ini masih dirasakan oleh pihak rumah sakit.
“Alhamdulillah masih bisa melayani beberapa masyarakat dengan penanganan penyakit jantung, walau ruangannya terbatas,” bebernya.
