JABAR EKSPRES – Peredaran beras oplosan tengah menghantui masyarakat. Badan Urusan Logistik (Bulog) Jabar memastikan kalau berasnya dalam kualitas yang terstandar.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Jabar, Mohamad Alexander turut menyayangkan terkait dugaan praktik pengoplosan beras itu. Menurutnya hal itu merugikan banyak pihak. Utamanya masyarakat atau konsumen.
“Kami ikut menyayangkan, itu tak hanya merugikan konsumen. Tapi juga menciderai kepercayaan masyarakat terhadap kaulitas pangan. Khususnya beras,” cetusnya.
Baca Juga:Bongkar Sindikat Perdagangan Bayi Internasional, Polda Jabar Tetapkan 13 Tersangka dan 3 DPOBanjar Gencar Operasi Pajak, Ribuan Kendaraan Terjaring dalam 3 Har
Mohamad menegaskan, praktik pengoplosan yang menyalahi ketentuan itu tentu tidak dilakukan di Bulog. Perusahaannya punya komitmen serius untuk menjaga integritas. Termasuk memastikan beras Bulog memiliki kualitas yang sesuai standar.
“Beras kami tentu tidak melalui proses modifikasi ataupun pencampuran yang tidak sesuai ketentuan,” katanya.
Menurut Mohamad, ada beberapa hal dan tips yang bisa dilakukan masyarakat untuk mengantisipasi peredaran beras oplosan. Biasanya, beras oplosan itu akan memiliki beberapa karakteristik.
Misalnya ada perbedaan dari segi warna atau kilap pada butir beras dalam satu kemasan. “Memang kalau untuk memastikan butuh uji laboratorium. Tapi setidaknya bisa jadi perhatian,” katanya.
Mohamad melanjutkan, masyarakat perlu lebih cermat dalam memilih beras. Agar terhindar dari praktik pengoplosan yang tidak bertanggung jawab maka bisa diperhatikan beberapa hal.
Seperti membeli di toko atau pengecer resmi. Lalu memperhatikan label kemasan dan izin edar. “Kalau menemukan kejanggalan dari isi beras ataupun harga, jangan ragu melapor,” imbuhnya.
Mohamad juga menyarankan, jika ingin mendapatkan beras berkualitas dengan harga terjangkau, masyarakat bisa memanfaatkan program beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Beras itu telah didistribusikan ke beberapa titik.
Disperindag Jabar Uji Sampel
Baca Juga:Legislator PPP Soroti Dugaan Bullying Pelajar Garut hingga Tewas: Jadi Perhatian Bersama!Leupeut Bogor Diresmikan Wali Kota Bogor, Bentuk Ekosistem Kolaborasi
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar juga langsung merespon terkait temuan dugaan beras oplosan dari Kementerian Pertanian. Dinas ikut memonitor ke lapangan.
Kepala Disperindag Jabar Nining Yulistiani menuturkan, pihaknya juga telah mengambil sejumlah sampel beras yang beredar di Kota dan Kabupaten Bandung. Fokusnya pada 13 merek beras sebagai mana yang disampaikan Kementerian Pertanian. “Ini tengah diuji, ” katanya.
Nining melanjutkan, pihaknya juga sempat sempat meminta agar retailer melakukan penarikan terhadap produk yang diindikasikan tersebut. Lalu distributor juga diminta membuat pernyataan tertulis terkait jaminan kualitas dan mutu produk. Namun hasil dari pemantauan lapangan sementara beras yang beredar sesuai dengan standar kemasan.
