4 Langkah Cerdas Sebelum Kamu Putuskan Resign

Langkah Cerdas Sebelum Kamu Putuskan Resign
Langkah Cerdas Sebelum Kamu Putuskan Resign. Ilustrasi: Pexels
0 Komentar

Jika kamu adalah anak dari seorang pegawai swasta dan seorang dosen, dan berada dalam kondisi yang cukup aman, maka tidak masalah jika kamu ingin resign sekarang juga dan langsung “tancap gas” untuk mengejar apa yang kamu impikan.

Namun, ada hal penting yang perlu kamu pikirkan selanjutnya, yaitu kapan orang tua kamu akan pensiun, dan apakah mereka memiliki utang atau tidak. Jangan hanya fokus pada aset yang mungkin akan diwariskan kepadamu, karena utang pun bisa menjadi tanggung jawabmu kelak. Jadi, tetaplah berhati-hati.

Tapi jika kamu berada dalam kondisi “kenyang” seperti ini, kamu memiliki ruang gerak yang lebih besar untuk mengejar impian secara maksimal, dibandingkan dengan mereka yang mungkin kurang beruntung dan masih berada dalam kondisi “lapar”.

Baca Juga:8 Bentuk Penyimpangan Umat Beragama di Indonesia yang MenjijikanGudang Garam Terancam Bangkrut, Ancaman Rokok Ilegal dan Vape Makin Nyata

Jika kamu dalam kondisi “lapar”, yaitu ketika jika kamu tidak bekerja dan tidak menerima gaji bulanan, maka kamu dan orang-orang yang bergantung padamu akan berada dalam bahaya.

Contohnya, kamu memiliki orang tua yang sudah tidak bekerja dan sedang sakit-sakitan. Mereka sangat bergantung padamu untuk membeli obat, makan, dan kebutuhan lainnya. Kamu sudah berkeluarga dan menjadi tumpuan bagi istri atau suami, serta anak-anakmu. Anak kecilmu butuh popok dan susu setiap bulan, dan itu tidak bisa ditunda. Tagihan makan, listrik, dan kebutuhan rumah tangga tetap harus dibayar setiap bulan.

Kalau kamu berada dalam kondisi seperti ini, kondisi lapar, maka tolong sekali, jangan asal resign begitu saja. Jangan tutup mata dan berkata, “Saya muak, saya mau resign sekarang juga,” tanpa rencana yang jelas. Itu bukan keputusan yang bijak.

Jangan asal menelan mentah-mentah motivasi dari luar yang hanya berkata, “Resign sekarang! Kejar mimpi!” tapi tidak memberi gambaran nyata tentang konsekuensinya.

Gunakan logikamu. Pikirkan baik-baik. Jangan nekat. Jangan ceroboh. Jadilah cerdas dalam mengambil keputusan besar seperti ini. Jika kamu berada dalam kondisi lapar, maka kamu perlu masuk ke bagian kedua: dana darurat.

  1. Dana Darurat

Mungkin terdengar membosankan atau klise, karena sudah banyak sekali edukator keuangan seperti SEVA, Jouska, atau yang lainnya yang mengingatkan pentingnya memiliki dana darurat. Mungkin kamu pun sebenarnya sudah tahu. Tapi izinkan saya mengingatkan kembali tentang manfaat nyata dari dana darurat, terutama jika kamu sedang dalam kondisi tertekan secara finansial.

0 Komentar