KEBUMI Gandeng Jaringan Rumah Sakit untuk Perkuat Peran Tenaga Kesehatan Hadapi Krisis Iklim

KEBUMI Gandeng Jaringan Rumah Sakit untuk Perkuat Peran Tenaga Kesehatan Hadapi Krisis Iklim (Foto: Istimewa)
KEBUMI Gandeng Jaringan Rumah Sakit untuk Perkuat Peran Tenaga Kesehatan Hadapi Krisis Iklim (Foto: Istimewa)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Isu krisis iklim kini tidak lagi menjadi ranah eksklusif bagi para pemerhati lingkungan. Dunia kesehatan pun mulai bergerak aktif dalam menghadapi tantangan global ini.

Salah satunya melalui langkah yang dilakukan oleh KEBUMI yang merupakan sebuah organisasi non-pemerintah (NGO) yang lahir dari Indonesia Health Promoting Hospital Network atau IHPnet. Organisasi ini berfokus pada upaya memperkuat peran sektor kesehatan dalam menjawab isu-isu lingkungan hidup dan perubahan iklim.

KEBUMI menegaskan pentingnya keterlibatan aktif tenaga kesehatan dalam isu lingkungan. Hal ini didorong oleh fakta bahwa sektor kesehatan secara global berkontribusi sekitar 5% terhadap emisi gas rumah kaca. Angka tersebut bukan hanya mencerminkan tantangan, tapi juga panggilan untuk berubah.

Baca Juga:Menyambut Liburan Sekolah, Mecovit Hadirkan Karnaval Anak Sehat di Dago Dream ParkCiptakan Kurikulum Berbasis Sustainability, Inovasi Muda Resmi Gandeng UPI untuk Masa Depan Hijau

Hal tersebut dipaparkan langsung saat seminar yang digelar dengan tema KEBUMI: From Project to Promise – Sustaining Our Planet’s Hope (Echoes of the Earth, Voices for Change) yang dilaksanakan pada Sabtu, (21 Juni 2025).

Dr Suherman M.K.M selaku pemateri seminar tersebut mengegaskan bahwa tenaga kesehatan perlu lebih proaktif dalam mencegah masalah kesehatan yang bersumber dari kerusakan lingkungan, bukan hanya menangani dampaknya.

“Selama ini, tenaga kesehatan selalu berada di hilir. Baru bergerak saat banjir terjadi, saat penyakit menyebar. Tapi sekarang, kita harus bergeser ke hulu,” ujar Dr Suherman M.K.M saat ditemui langsung pada Sabtu, (21/06/25)

Langkah konkret yang dilakukan NGO KEBUMI antara lain adalah pelatihan rumah sakit di seluruh Indonesia, pengembangan modul edukasi berbasis lingkungan, serta penyusunan kurikulum tematik tentang sustainability education.

Kolaborasi ini juga melibatkan mitra internasional seperti Health Care Without Harm Asia Tenggara, serta jaringan NGO lokal yang berkomitmen mendukung kebijakan pemerintah dalam transisi menuju ekonomi hijau.

“Kami bukan NGO yang menentang pemerintah, tapi menjadi mitra yang mendukung kebijakan baik dengan cara memperkuat data dan aksi nyata,” tuturnya.

Dalam forum yang sama, KEBUMI juga mendorong pentingnya penggunaan data lingkungan dalam sistem kesehatan, sejalan dengan tren precision and personalized medicine.

Baca Juga:Champ Resto Indonesia Luncurkan CRI Super App: Mudahkan Konsumen untuk Pesan Antar hingga Dine InRayakan Perjalanan 6 Tahun, Roti Bakar Panjo Adakan Sayembara Desain Kemasan Sebagai Wadah Kreatif Desainer Muda Berkreasi

Mereka menyoroti bahwa data kesehatan tidak cukup hanya soal penyakit dan kematian, tapi juga harus mencakup kualitas udara, partikel polutan seperti PM2.5, serta isu-isu terkait karbon dan perubahan iklim.

0 Komentar