Targetkan Iklim Investasi Sehat, Aksi Premanisme Menurun

Ilustrasi pelaku premanisme yang telah diamankan guna ciptakan iklim investasi sehat. (Dok. Jabar Ekspres)
Ilustrasi pelaku premanisme yang telah diamankan guna ciptakan iklim investasi sehat. (Dok. Jabar Ekspres)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Pemerintah tengah serius dalam membangun iklim investasi sehat, itu dibuktikan dengan pemberantasan aksi premanisme yang sebelumnya kerap mengganggu para investor.

Bahkan, Wakil Menteri (Wamen) Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu menyebut bahwa angkanya sudah jauh menurun.

“Setiap minggu teman-teman Kapolda kasih report, cerita sudah mulai jauh menurun kondisionalnya sekarang,” ujarnya, dikutip Jumat (20/6/2025).

Baca Juga:Perluas Kerjasama Global, Dedie Rachim Kenalkan Keindahan Agrikultur Kota Bogor ke DuniaTinjau IPDN Kampus Jatinangor, Wamendagri Sebut Retret Akan Diikuti 87 Kepala Daerah dari 93 Peserta Terdaftar

Permasalahan keamanan dengan biaya perizinan ilegal, kata dia, hampir selalu menjadi pembahasan utama dalam pertemuan dengan para investor.

Seperti kasus pemalakan proyek pembangunan pabrik Chandra Asri Alkali (CAA) sebesar Rp5 triliun yang menyeret Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Cilegon dan sejumlah ormas.

Meskipun kasus premanisme itu kini tengah dalam proses hukum, namun Todotua menyebut bahwa ini bisa saja membuat para investor mundur.

“Karena kita bisa hitung ya kan, cost yang terjadi dengan yang namanya premanisasi, perizinan-perizinan ini, apa lah semua-semuanya ini. Ini angkanya 15-20 persen, gimana orang mau kumpul di negara kita,” kata dia.

Proyek PT CAA ini merupakan proyek yang termasuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2025-2029 sebagai Proyek Strategi Nasional (PSN) berdasarkan Perpres Nomor 12 Tahun 2025.

Proyek PT CAA ini juga termasuk dalam proyek hilirisasi yang didorong oleh Pemerintah melalui Pembangunan produk hilirisasi produk petrokimia, dengan potensi nilai ekspor mencapai sekitar Rp35-40 triliun hingga tahun 2040.

Berdasarkan data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, realisasi investasi pada triwulan pertama 2025 di Provinsi Banten mencapai Rp31,1 triliun.

Baca Juga:Aksi Protes RUU ODOL, Ribuan Sopir Truk di Kabupaten Bandung Blokade Tol Soraja hingga Lumpuhkan Lalu LintasPirolisis Berpotensi Susut 97 Persen Sampah Plastik Cimahi, Ini Kata Perbanusa!

Adapun tiga sektor penyumbang investasi tertinggi adalah perumahan, Kawasan Industri Dan Perkantoran Rp4,8 triliun, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp4,1 triliun, dan industri kimia dan farmasi Rp3,7 triliun.

Selain memberantas premanisme, Todotua juga menekankan bahwa persoalan-persoalan yang mengakibatkan investasi mandek akan diselesaikan oleh Satgas Kemudahan dan Percepatan Investasi.

Persoalan seperti perizinan, strategi insentif, dan lainnya juga menjadi tugas satgas guna mempercepat proses investasi.

“Tentunya, dalam konteks ini makanya kita berbicara untuk konteksnya adalah kemudahan, berbicara konteks kemudahan ini, berarti berbicara terhadap proses, waktu, dan lain sebagainya,” jelasnya.

0 Komentar