JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota Bandung resmi menyesuaikan harga eceran tertinggi (HET) elpiji bersubsidi 3 kilogram di tingkat pangkalan mulai Senin, (16/6) kemarin. Langkah ini dilakukan serentak bersama wilayah se-Bandung Raya.
Hal itu dilakukan setelah sebelumnya mengalami penundaan dari rencana awal 1 Mei 2025. Namun Pelaksana Tugas Kepala Disdagin Kota Bandung, Ronny Ahmad memastikan penyesuaian berlangsung aman dan terkendali.
“Stok sangat mencukupi. Masyarakat tidak perlu khawatir. Justru penyesuaian ini dilakukan serentak agar tidak terjadi perbedaan harga yang terlalu jauh antarwilayah,” ungkap Ronny diterima Jabar Ekspres, Selasa (17/6).
Baca Juga:Bupati Bogor Lantik 25 Pejabat Struktural dan Fungsional, Berikut Nama-namanya!Tak Puas dengan Treble, PSG Incar Trofi di Piala Dunia Antarklub 2025
Ronny menjelaskan, dasar hukum pelaksanaan kebijakan tersebut mengacu pada Keputusan Wali Kota Bandung Nomor: 540.11/Kep.823-Disdagin/2025 tentang HET LPG Tabung 3 kg di Tingkat Pangkalan di Kota Bandung.
Dia menuturkan, harga tahap pertama ditetapkan sebesar Rp19.000 per tabung. Evaluasi akan dilakukan pada Triwulan III. Jika inflasi dinilai tetap terkendali, tahap kedua penyesuaian akan diterapkan pada Oktober 2025 dengan harga Rp19.600.
Namun bila belum memungkinkan, pelaksanaan tahap kedua ditunda hingga Mei 2026. Menurut Ronny, penyesuaian harga ini merupakan hal wajar. “Sejak 2015, HET LPG 3 kg di Kota Bandung tidak berubah Rp16.600 per tabung,” katanya.
Penyesuaian, lanjut dia, dilakukan untuk menjaga margin wajar di tingkat pangkalan dan memperhatikan daya beli masyarakat. Sejumlah daerah seperti Kabupaten Sumedang, Sukabumi, dan Cianjur telah lebih dahulu menerapkan penyesuaian harga.
Disdagin mencatat, alokasi LPG 3 kg untuk Kota Bandung pada 2025 sebesar 89.118 metrik ton atau sekitar 29,7 juta tabung. Hingga Mei 2025, realisasi distribusi telah mencapai 37.187 metrik ton atau sekitar 12,4 juta tabung.
Sebagai bentuk pengawasan, Disdagin bersama Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) mulai melakukan pemantauan langsung sejak 16 Juni 2025.
“Intinya, tidak perlu panik. Stok cukup dan distribusi akan berjalan seperti biasa,” pungkasnya.
