JABAR EKSPRES – Pelajar di Desa Karanganyar, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB) harus menyeberangi sungai dan bertaruh nyawa untuk belajar ke sekolah.
Kondisi ini terjadi selama puluhan tahun lamanya, tidak adanya jembatan membuat para pelajar SD dan MI tersebut terpaksa harus menaiki rakit menyeberangi Waduk Saguling.
Kepala Desa Karanganyar, Asep Hermawan membenarkan hal itu. Dia menjelaskan, hingga saat ini masyarakat di dua dusun yang terpisah terpaksa menggunakan rakit atau perahu getek untuk menyeberang. Sementara untuk akses darat harus menempuh 16 hingga 20 kilometer, dengan waktu tempuh dua jam.
Baca Juga:Polemik Pembebasan Ijazah di Jabar Belum Tuntas, Komisi V Rekom Cabut Surat EdaranKPK dalami Kasus Dugaan Suap Izin PLTU 2 Cirebon
Hingga saat ini, dikatakan dia, pihaknya belum mendapatkan tanggapan. Selain itu, permohonan kepada Pemkab Bandung Barat juga tidak membuahkan hasil, sementara ke Pemprov Jawa Barat belum pernah diajukan.
Permohonan pembangunan itu sudah dilakukan sejak 2014 silam, mengingat dalam rentang waktu tersebut Pemerintah Desa (Pemdes) Karang Anyar sudah membuat perencanaan pembangunan jembatan.
“Sudah tiga kali kami ajukan ke Indonesia Power, tapi belum ada respon. Kalau ke Pemkab Bandung Barat sudah pernah, tapi baru sebatas minta saran,” jelasnya.
