JABAR EKSPRES – PT KAI tengah mempersiapkan reaktivasi sejumlah jalur kereta api yang telah lama nonaktif. Rencana ini pun didukung Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi bersama Dirjen Perkeretaapian Kemenhub.
Salah satu reaktivitasi tersebut yakni jalur Cipatat-Padalarang sepanjang 17 kilometer. Pengakitfkan kembali jalur ini dilakukan untuk mendukung mobilitas dan kelancaran logistik pemasaran produk pertanian di wilayah Jawa Barat.
Jabar Ekspres mencoba menelusuri jalur kereta penghubung Cipatat-Padalarang yang ada di Stasiun Tagog Apu +595 M di Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Saat ini, jalur tersebut sudah tidak digunakan lagi.
Baca Juga:Gelar Rapat Paripurna, DPRD Kota Bogor Tetapkan Tatib Baru dan Bentuk Empat PansusSepakat dengan Dedi Mulyadi, Farhan Tegaskan Rumah Ibadah Harus Dibiayai Jemaah, Bukan Pungutan di Jalan!
Berdasarkan pantauan, Rabu (16/4/2025), rel kereta api tersebut dipenuhi alang-alang. Bahkan rel kereta di jalur tersebut nyaris tak terlihat karena tertutup oleh material tanah.
Rencana reaktivasi jalur itu pun disambut baik oleh warga Kampung Pasir Kidul, Desa Tagog Apu, Kecamatan Padalarang, setelah terlantar selama kurang lebih 10 tahun.
“Terakhir beroperasi 10 tahun yang lalu. Kalau aktif kembali enak, dan saya menyambut baik rencana pemerintah mengaktifkan kembali jalur ini,” ujar Dede, 52 tahun, warga Kampung Pasir Kidul RT 01 RW 04, kepada wartawan.
Dede menilai, selain irit biaya, Kereta Api merupakan salah satu moda transportasi yang dapat memperlancar mobilitas masyarakat termasuk mengurai kemacetan.
“Saya ke Bandung masih pakai Kereta Api, pertama hemat, dan kedua nggak terjebak macet. Lalu jarak tempuh pakai kereta ke Bandung paling 15 menit,” katanya.
Ia menambahkan, terakhir kali dirinya menaiki Kereta Api jalur Cipatat-Padalarang pada tahun 2010 lalu. Harga tiket kala itu hanya Rp1.000 hingga Rp2.000.
Hanya saja menurutnya, saat itu kereta yang masuk jalur Cipatat-Padalarang hanya satu lokomotif dan dua gerbong. Pasalnya jalur menuju Cipatat begitupun sebaliknya berkelok.
Baca Juga:Masih Musim Hujan, Warga Kabupaten Bandung Diimbau Waspadai Bencana HidrometeorologiPemkot Bogor Bangun Pusat Layanan Kesehatan dan Keselamatan Terpadu, Terintegrasi dengan Seluruh Rumah Sakit
Oleh karena itu, Dede mengingatkan reaktivasi Kereta Api jalur Cipatat-Padalarang harus betul-betul memperhatikan aspek keselamatan apalagi rel kereta api sudah lama tidak digunakan.
“Gerbongnya dari dulu memang sedikit karena jalurnya berkelok. Masyarakat disini sudah lama menanti jalur ini diaktifkan kembali. Namun pemerintah juga harus memperhatikan aspek keselamatan penumpang,” tandasnya.
