Kinerja APBN Jawa Barat Sampai Dengan Februari 2025

JABAR EKSPRES – Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Barat memaparkan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) Jawa Barat sampai dengan Februari 2025.

Poin-poin yang disampaikan sebagai berikut:

A. Kinerja Makrofiskal 2025

1. Memasuki awal triwulan I-2025, perkembangan perekonomian dan pasar keuangan terus dipantau dan diantisipasi seiring berlanjutnya downside risk dan dinamika eksternal.

Bersamaan dengan ketegangan politik global yang meningkat, semakin menambah tekanan pelemahan berbagai mata uang dunia.

2. Ekonomi Jawa Barat menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah ketidakpastian global, dengan tumbuh positif sebesar 5,02 persen (yoy). Hal itu didukung oleh Industri Pengolahan dan Konsumsi Rumah Tangga sebagai kontributor tertinggi.

3. Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Jawa Barat di bulan Februari 2025 sebesar 105,95 dan mengalami deflasi sebesar 0,27 persen (yoy). Deflasi terdalam terjadi di Kabupaten Subang sebesar 1,04 persen dengan IHK sebesar 107,38 sedangkan inflasi terjadi di Kota Sukabumi sebesar 0,78 persen dengan IHK sebesar 106,58. Penyumbang utama deflasi yoy diantaranya daging ayam ras, tomat, beras, cabai merah, tarif listrik.

4. Neraca Perdagangan Jawa Barat Januari 2025 (yoy) mengalami Surplus di angka USD 1,94 Miliar, dengan nilai ekspor mencapai USD 3,02 M, sementara Impor sebesar USD 1,08 Miliar.

5. Nilai Tukar Petani (NTP) Februari 2025 turun menjadi 113,53 dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) naik menjadi 110,61.

6. Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Jawa Barat sampai dengan 28 Februari 2025 mencatatkan Total Pendapatan Rp21,60 Triliun (13,32 persen target) dengan Total Belanja Rp18,10 Triliun (15,46 persen pagu), sehingga menghasilkan Surplus regional sebesar Rp3,49 Triliun.

B. Pendapatan Negara

1. Total Realisasi Pendapatan hingga akhir bulan Februari 2025 mencapai Rp21,60 Triliun terdiri dari Penerimaan Perpajakan sebesar Rp20,34 Triliun (12,97 persen) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp1,25 Triliun (23,41 persen).

2. Penerimaan Pajak s.d. Februari 2025 mencapai Rp14,29 Triliun (11,32%) dari Target Penerimaan Pajak. Jenis pajak PPN dan PPnBM dengan kontribusi terbesar mengalami pertumbuhan sebesar 10,24 persen (Rp675,2 Miliar).

3. Dari sisi Penerimaan Per Sektor Pajak, Penerimaan Neto Sektor Industri Pengolahan tumbuh sebesar 10,44 persen. Sektor ini cukup dominan dengan memberikan kontribusi sebesar 40,24 persen. Penerimaan Neto Sektor Perdagangan Besar dan Eceran mengalami kontraksi -3,88 persen dengan kontribusi sebesar 22,92 persen. Penerimaan Neto Sektor Administrasi Pemerintahan dan Jaminan Sosial Wajib tumbuh sebesar 51,09 persen dengan kontribusi sebesar 6,27 persen. Penerimaan Neto Sektor Konstruksi tumbuh 40,66 persen dengan memberikan kontribusi sebesar 5,98 persen. Penerimaan Neto Sektor Real Estat mengalami pertumbuhan sebesar 52,26 persen dengan kontribusi sebesar 5,18 persen.

Tinggalkan Balasan